Warga Muslim Mesir Ramai-ramai Donorkan Darah untuk Korban Bom Gereja

(Foto: Al-Arabiya)

 

Tanta, , 15 Rajab 1438/12 April 2017 (MINA) – Aksi solidaritas ditunjukan warga Mesir sesaat setelah terjadinya ledakan di Koptik Mar Girgis di Tanta, Provinsi Gharbeya, Ahad siang (9/4).

Ledakan di depan gereja itu merupakan salah satu dari dua aksi bom bunuh diri yang terjadi dalam satu hari itu. Pada saat yangsama ledakan juga menimpa Gereja Koptik St. Mark di Distrik Al-Attaren, Alexandria.

Seketika warga Muslim di Kota Tanta, Mesir, berbondong-bondong ke masjid beberapa waktu usai ledakan terjadi. Mereka mengantre untuk mendonorkan darahnya bagi para korban yang terluka dalam serangan bom di salah satu gereja koptik di kota tersebut.

Salah satu pendonor darah, warga asal Tanta, utara Kairo, Mohammed Ahmad Hassan, mengagatakan mendapatkan informasi mengenai ajakan  donor darah ini dari pengumuman masjid melalui pengeras suara yang biasanya mengumandangkan azan.

Melalui pengeras suara tersebut, pihak masjid mengumumkan bahwa stok darah di rumah sakit yang menampung korban bom di Gereja Mar Girgis itu berkurang drastis.

Rumah sakit di daerah itu kehabisan darah hanya beberapa jam setelah serangan di Tanta yang menewaskan sedikitnya 27 orang dan 78 lainnya luka-luka, demikian Al-Arabiya Net melaporkannya.

Hassan mengatakan, sejumlah besar dari mereka yang menanggapi panggilan untuk mendonorkan darahnya adalah Muslim. Masjid-masjid pun penuh dengan orang-orang yang mendonorkan darahnya.

“Ratusan kantong darah dibawa ke bank darah dan rumah sakit umum tempat para korban dirawat,” kata Hassan.

Ledakan di Gereja Mar Girgis di Tanta terjadi pada saat umat Koptik mengikuti ibadah Minggu Palma. Sedikitnya 27 orang tewas dan melukai 78 orang.

Ledakan kedua terjadi beberapa jam setelah Gereja Mar Girgis. Ledakan kedua terjadi di Gereja Katedral Saint Mark di Alexandria, gereja bersejarah dan tempat Paus Koptik bertugas. Sebanyak 17 orang tewas, termasuk 3 polisi, serta melukai 41 orang.

Aksi solidaritas ini dianggap sebagai harapan di tengah isu diskriminasi terhadap umat Kristen yang berjumlah 10 persen dari total 91 juta penduduk di Mesir.

Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi mengumumkan pada hari Ahad bahwa negara menetapkan keadaan darurat nasional untuk tiga bulan ke depan, setelah terjadi pengeboman terhadap dua gereja Kristen Koptik di Tanta dan Alexandria.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan itu. ISIS mengatakan pelakunya adalah milisi ISIS warga negara Mesir.

Keadaan darurat selama tiga bulan diumumkan dalam pidatonya di Istana Presiden, setelah pertemuan dengan Dewan Pertahanan Nasional.

Hukum darurat akan memberikan kewenangan pada Polisi untuk melakukan penangkapan, pengawasan dan penyitaan, serta dapat membatasi kebebasan bergerak.

Sisi juga mengumumkan pembentukan Dewan Tertinggi untuk Kontra Teror dan Ekstremisme, aparat keamanan baru yang bertujuan untuk memerangi pemberontakan militan yang tumbuh di negeri itu. (T/R01/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.