Srinagar, MINA – Warga Srinagar, kota utama Kashmir yang dikelola India, membentuk antrian panjang di luar ATM dan toko makanan ketika pada Sabtu (10/8) pihak berwenang India secara singkat mencabut jam malam yang sudah melumpuhkan selama sepekan.
Langkah itu bertujuan membiarkan wilayah mayoritas Muslim itu mempersiapkan Hari Raya Idul Adha, demikian Al Jazeera melaporkan.
Jam malam selama 24 jam tanpa batas waktu diberlakukan sebagai bagian dari penutupan setelah India mencabut status khusus lembah Himalaya itu.
Meski ada pencabutan di hari itu, jalur komunikasi, termasuk telepon rumah dan internet, tetap lumpuh. Penduduk mengatakan, mereka tidak dapat menghubungi orang-orang yang mereka cintai selama Idul Adha dan naik haji.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Jam malam berlangsung longgar pada waktu pelaksanaan shalat Jumat di beberapa bagian Srinagar. Ratusan warga melakukan protes setelah shalat. Dilaporkan beberapa orang terluka ketika polisi menembakkan gas air mata dan senapan angin.
Baseer Khan, seorang pejabat tinggi wilayah itu, mengatakan pada hari Sabtu, komoditas penting termasuk makanan, biji-bijian dan daging akan dikirim ke berbagai bagian wilayah pada Ahad.
Sementara itu, sejumlah besar pasukan tetap berada di jalan-jalan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi