Warga Yordania Bersatu Menentang Pembelian Gas dari Israel

Amman, MINA – Ribuan warga Yordan melakukan unjuk rasa besar-besaran pada Jumat (3/1) menuntut pembatalan perjanjian pembelian gas dari Israel yang ditandatangani pada tahun 2016 .

Protes itu muncul menyusul tuntutan publik yang dimulai sejak hari pertama penandatanganan perjanjian dan dua hari setelah Amman dan Tel Aviv menyatakan telah mulai melakukan pemompaan gas eksperimental sejak Rabu (1/1).

Demonstran dari seluruh lapisan politik Yordania berbaris dari Masjid Al-Husseini di Amman pusat ke Al-Nakheel Square di dekatnya, dengan pengawalan keamanan yang ketat.

Para demonstran membawa spanduk-spanduk bertuliskan slogan-slogan yang mengecam perjanjian itu dan menyerang Pemerintah Yordania.

“Membeli gas dari musuh adalah pelanggaran hak-hak rakyat Palestina,” dan “perjanjian gas adalah membenarkan pendudukan Israel,” demikian berkobar di spanduk-spanduk pengunju rasa.

Banyak pemimpin Islam dan anggota parlemen yang ikut berunjuk rasa termasuk Abdullah Al-Akaila, Pemimin  Blok Reformasi Parlemen.

Ia mengatakan kepada Anadolu Agency tentang nota parlemen yang sebelumnya sudah disampaikan pada pemeritah untuk membatalkan kepercayaan pada Perdana Menteri Omar Razzaz jika pemerintahnya tidak membatalkan perjanjian tersebut.

“Pemerintah telah mengkhianati rakyat Yordania, yang dengan suara bulat menolak perjanjian ini (dan) pemerintah berdiri di hadapan rakyat Yordania dan perjanjian itu harus dibatalkan bahkan jika pemompaan gas dimulai,” ujarnya.

Yordania dan Israel pada Rabu (1/1) mengumumkan dimulainya pemompaan gas alam eksperimental yang diimpor dari Israel dalam pelaksanaan perjanjian.

Kesepakatan itu tetap dilasanakan meskipun ada ketidaksetujuan yang luas di Yordania untuk gagasan membeli energi Israel.

Beberapa tahun terakhir Amman telah menyaksikan sejumlah demonstrasi  menentang perjanjian impor gas dari Israel. (T/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.