Dhaka, MNA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tidak ada kasus virus corona yang dilaporkan terjadi di kamp pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh, pejabat di Dhaka mengatakan kepada Arab News, Selasa (17/3).
Lebih dari satu juta pengungsi Rohingya tinggal di 34 kamp di distrik Bazar Cox di Bangladesh tenggara.
Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari Myanmar yang berdekatan setelah penumpasan brutal militer pada Agustus 2017.
Menurut pejabat WHO di Dhaka, meskipun kamp-kamp pengungsi itu sempit dengan akses terbatas ke air bersih, tidak ada kasus virus corona yang dilaporkan di antara para pengungsi atau pekerja bantuan yang merawat mereka, dan tidak ada yang dikarantina.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Menurutnya, langkah-langkah kesiapsiagaan darurat corona di Cox’s Bazar telah diterapkan selama beberapa pekan sebelumnya.
“Ada kekurangan pasokan global untuk kesiapsiagaan dan tanggapan coronavirus,” kata juru bicara WHO Bangladesh, Catalin Bercaru.
“Koordinasi di antara mitra sedang berlangsung untuk memiliki persediaan yang memadai agar siap saat diperlukan,” ujarnya.
Selain tim medis darurat, lebih dari 100 mitra nasional dan internasional mendukung sektor kesehatan di Cox’s Bazar, kata Bercaru.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Pejabat kesehatan siap untuk segera mengisolasi orang yang menunjukkan gejala corona, kata Louise Donovan, juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR) di Cox’s Bazar.
“Jika seseorang diyakini memiliki virus corona, mereka akan dibawa ke daerah yang terisolasi sampai mereka dapat dengan aman dibawa ke unit isolasi yang ditunjuk,” ujarnya.
Badan-badan bantuan telah meningkatkan kesadaran di antara anggota komunitas Rohingya tentang tindakan kebersihan pribadi dan makanan untuk menghindari infeksi.
“Lebih dari 1.400 sukarelawan kesehatan komunitas pengungsi bekerja di dalam kamp untuk memastikan pesan-pesan utama dibagikan secara teratur dengan populasi pengungsi. Ini termasuk pesan pencegahan dan promosi kesehatan yang sistematis,” kata Donovan.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Sejauh ini, delapan orang telah didiagnosis dengan virus corona di Bangladesh, menurut Institute of Epidemiology, Disease Control and Research. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)