Jenewa, MINA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan memberikan nama baru untuk penyakit yang disebabkan virus corona menjadi Covid-19.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di sela-sela konferensi ilmiah internasioanal di Jenawa, Selasa (11/2).
“Kami harus menemukan nama yang tidak merujuk ke lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan yang juga dapat diucapkan dan terkait dengan penyakit ini,” kata Ghebreyesus.
Menurutnya, keputusan itu diambil berdasarkan pada pedoman yang disepakati antara WHO, Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Covid-19 merupakan akronim dari corona virus disease 2019, virus yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang sejauh ini.
“Memiliki nama penting untuk mencegah penggunaan nama lain yang bisa tidak akurat atau menstigmatisasi. Itu juga memberi kita format standar yang digunakan untuk wabah virus corona di masa depan,” ujarnya.
WHO menilai, belum jelas apakah seseorang dengan gejala ringan dapat dikatakan memiliki Covid-19 atau apakah itu merujuk hanya pada kasus yang lebih parah. Namun, pedoman teknis WHO mendefinisikan “orang dengan konfirmasi laboratorium infeksi 2019-nCoV, terlepas dari tanda dan gejala klinis.”
WHO mencatat, saat ini terdapat 42.708 kasus Covid-19 di China yang setidaknya ada 393 kasus yang tersebar di 24 negara. Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 telah mencapai sedikitnya 1.018 jiwa. Saat ini terdapat lebih dari 40 ribu warga yang masih dirawat karena infeksi virus itu. (T/R6/RI-1)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu