WNI di Sudan Tetap Berlebaran Meriah Meski Kondisi Khartoum Belum Kondusif

Warga negara Indonesia di Khartoum Sudan mendengarkan khotbah shalat Idul Fitri 1440H di KBRI, Rabu, 5 Juni 2019. (Foto: KBRI Khartoum)

Khartoum, MINA – Warga negara Indonesia (WNI) di Sudan tetap merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440H pada Rabu, 5 Juni, meski kondisi ibu kota negara itu, Khartoum, sedang tegang sebab serangan militer yang berkuasa terhadap para demonstran yang menuntut pemerintahan diserahkan kepada sipil.

Sumber MINA di Khartoum mengatakan, pada Rabu pagi, sejak pukul 06.00 waktu Sudan, gema takbir, tahlil dan tahmid sudah mulai berkumandang di Wisma Duta .

Para mahasiswa Indonesia yang belajar di berbagai universitas di Khartoum bertindak sebagai panitia Idul Fitri,  mereka sudah berdatangan sejak pagi dan memadati halaman Wisma Duta.

Shalat Id bersama masyarakat Indonesia dengan Dubes RI Khartoum Rossalis R. Adenan dan Ibu Yani R. Adenan dimulai dan diikuti lebih dari 700 orang pada pukul 07.00 waktu Sudan atau pukul 12.00 WIB.

Bertindak selaku Imam Ustaz Abdul Majid dan Khotib Ustaz DR. Abdullah.

Dalam khotbah Id-nya, Khotib menyampaikan dakwah dengan tema “Mensyukuri Nikmat Hidayah Sebagai Bekal Kita di Surga”, yang intinya mengajak WNI untuk senantiasa bersyukur, menebar kebaikan, giat beribadah, dan menjaga ketakwaan di tanah rantau.

Setelah shalat Id, Dubes RI Khartoum menyampaikan sambutan yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia di Sudan dan Eritrea untuk menggunakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 H ini sebagai momentum meningkatkan ketakwaan dan keimanan, serta rasa persatuan dan kesatuan antar sesama anak bangsa yang sedang berada di luar negeri.

Dubes Rossalis juga mengimbau semua WNI di Sudan untuk tetap tenang dan terus meningkatkan kewaspadaan di tengah-tengah situasi keamanan kota Khartoum yang belum kondusif dan kondisi politik dalam negeri Sudan yang masih belum menentu. (L/K06/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.