Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yakhsyallah: Setengah Ayat dalam Al-Quran Solusi Masalah Kesehatan

Rana Setiawan - Ahad, 28 April 2019 - 08:05 WIB

Ahad, 28 April 2019 - 08:05 WIB

13 Views

Bandar Lampung, MINA – Ketua Pembina Sekolah Tinggi Shuffah Al-Quran Abdullah Bin Masud (SQABM), Yakhsyallah Mansur mengatakan Islam sebagai agama yang paripurna sangat konsen terhadap kesehatan hingga cukup diwakilkan dengan setengah ayat.

“Dalam Al-Quran masalah kesehatan seluruhnya hanya disinggung dalam setengah ayat saja dan itu sudah cukup mewakili semuanya, yaitu Surat Al-Araf 31,” katanya saat memberikan materi “Seminar Kesehatan Islami, Kupas Tuntas Kesehatan ala Rasulullah” yang digagas oleh Sekolah Tinggi Shuffah al-Quran Abadullah Bin Masud (SQABM), Sabtu (27/4).

Dia mengatakan pernah terjadi dialog antara Syaidina Ali dengan orang Yahudi yang mempertanyakan kelengkapan Al-Quran, dengan mengatakan, “katanya kitabmu itu lengkap, mana ayat yang menerangkan kesehatan?”.

Yakhsyallah mengatakan, Surat Al-Araf ayat 31 itu Allah menegaskan bahwa “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan” merupakan isyarat yang diberikan kepada manusia agar menjaga sesuatu yang masuk dalam tubuh.

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

“Dalam ilmu kesehatan dan gizi sepertinya benar bahwa sumber segala macam penyakit itu bersumber dari makan dan minum, jika keduanya terjaga insya Allah sehat, dan sebaliknya,” tegasnya.

Para ilmuan terdahulu, menurutnya, seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusdy terkenal dengan ahli kedokterannya, terilhami dengan surat yang Allah turunkan di Mekah. Dan kedokteran Islam pada saat itu menjadi pegangan kedokteran dunia hingga saat Renaisans di Eropa dengan menggunakan buku yang dikarang oleh ilmuan Muslim seperti Al-Hawi Qanun Fiktif.

Menurutnya, dewasa ini terjadi kemunduran dalam dunia kesehatan di negara-negara Muslim disebabkan karena mereka lebih mempercayai ilmu yang bersumber dari akal manusia dibanding melaksanakan perintah Allah dalam surat Al-Araf dan contoh Rasulullah.

“Bedanya Islam dengan kedokteran itu begini, jika Islam lebih mengedepankan preventif atau pencegahan agar tidak sampai sakit, sementara kedokteran mengobati penyakit,” katanya.

Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025

Seharusnya, menurut Yakhsyallah semakin banyak obat-obatan, maka semestinya semakin banyak orang sembuh, namun pada realitanya semakin banyak orang yang sakit saat meminum obat. Hal itu menunjukkan kegagalan dalam bidang kedokteran yang berlatar belakang tidak islami.

Karenanya dia menghimbau kepada seluruh Muslim di dunia agar kembali dan melaksanakan perintah Allah dan mencontoh Rasulnya agar terhindar dari penyakit.(L/R01/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Khadijah
MINA Health