Yayasan Cahaya Aceh Buka Puasa Bersama Dengan Anak Yatim dan Tahfidz

Yayasan menyantuni ratusan anak yatim di Balai Cahaya Aceh, Sabtu (9/6) bertepatan 24 Ramadhan 1439 H. (Foto: Istimewa)

Banda Aceh, MINA – Yayasan Cahaya Aceh () menyantuni ratusan anak yatim di Balai Cahaya Aceh, Banda Aceh, Sabtu (9/6) bertepatan 24 Ramadhan 1439 H.

Acara digelar bersamaan dengan buka puasa dengan para santri dan warga hampir 1.000 orang. Sekaligus penutupan program Tahfidz gratis anak anak selama 25 Hari Ramadhan yang berlangsung tiap hari mulai pukul 08.00-12.00 WIB.

Pendiri sekaligus Ketua Pembina Yayasan Cahaya Aceh, , yang baru kembali dari Turki menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada semua pihak yang berpartisipasi mensukseskan program mulia tersebut.

“Alhamdulillah program ini sukses berkat dukungan semua, karena ketulusan adik adik kita yang menghafal dan belajar al-Quran, para guru yang luar biasa dan muhsinin yang membantu secara sukarela. Walau hanya kenal via medsos” sebut Azwir. Demikian siaran pers YCA yang diterima MINA, Sabtu (9/6).

Lanjutnya, “Dua hari usai peresmian balai, puasa pertama langsung kita putuskan untuk menggelar program tahfidz selama Ramadhan untuk anak anak. Kita berikan solusi supaya mereka tak asik main games atau lalai karena libur sekolah. Kita langsung merekrut para ustadz dan ustadzah yang hafidz 30 juz. Alhamdulillah responnya luar biasa,” terangnya.

“Para santri datang dengan semangat dan disiplin mengisi Ramadhan dengan membaca dan menghafal al-Quran. Kuasa Allah, semua mengalir dan dimudahkanNya,” ungkap mantan Presiden PPI Turki ini.

Dia mengatakan, dukungan datang dari berbagai kalangan, banyak teman teman menyampaikan simpati dan ikut membantu. Mulai yang menyumbang dari Rp. 25. 000,- Rp. 50.000.- dan seterusnya. Untuk berbuka puasa hari ini pun banyak yang berpartisipasi.

“Kita tak melihat jumlah, tapi kebersamaan dan rasa tanggung jawab bersama untuk membina generasi masa depan. Ada jiwa sosial, kedermawanan dan kepedulian yang terbina melalui informasi yang disampaikan. Itu lebih mahal harganya dan sangat membanggakan. Kita pun memulai dari hal yang kecil, sederhana dan langsung menyentuh ke masyarakat. Beberapa teman di luar Aceh juga mengirim mukena dan buku. Insya Allah semua berkah” pinta Azwir.

Dalam acara tersebut, Qatar Charity juga menanggung iftar 600 paket dan doa berbuka dipimpin Syeh Zamhuri AlHafidz, Imam Mesjid Raya Baiturrahman dan juga dihadiri Takdir Feriza, Qari Internasional.

Ketua YCA, Mushallin Zulkifli menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berperan dalam program perdana tersebut. “Meski di kampung, magnet nya kuat sekali. Anak di Turki juga ada yang menyampaikan dukungan. Media TV, cetak dan online juga sangat besar perannya dalam mensyiarkan program ini hingga level nasional,”sebut Mushallin.

“Ke depan tentu kita akan pikirkan keberlanjutan program. Terutama bagi anak anak. Mungkin pulang sekolah mereka bisa langsung ke Balai sore hari untuk menghafal, belajar bahasa asing atau tilawah. Kita akan jadwalkan itu pasca lebaran” lanjut alumni MUQ Pagar Air tersebut.

“Meski belum ada bantuan pemerintah, kegiatan YCA tetap diusahakan terus berjalan. Prinsipnya berbuat, walau kecil. Balai Cahaya Aceh akan menjadi balai edukasi dan pusat kegiatan secara berkala. Usai Ramadhan juga akan gagas taman baca bagi anak anak. Semuanya di usahakan gratis.”

“Sesuai arahan pembina, ini adalah bentuk belajar dan pengabdian. Kita mesti pula mulai dari kampung yang selama ini mungkin kurang perhatiannya. Ya sambil belajar sambil mengabdi juga,” pinta Mushallin.

Ketua Panitia Kegiatan, Reja Fahlevi menyebutkan bahwa peserta yang mengikuti program seluruhnya berjumlah 117 anak. Mereka dibagi dalam 3 kelas. Tahfidz, pemantapan dan Iqra’. “Padahal target awal kita hanya 20-40 orang saja. Alhamdulillah sampai ratusan. Kamipun tak dapat menolak anak yang mau mengaji. Ramadhan Mubarak” ujar alumni Darul Ihsan Krueng Kalee itu.

Lanjutnya, Untuk buka puasa dan santunan CA menerima partisipasi dari berbagai pihak yang mencapai lebih Rp. 15 juta. Ada juga yang menyumbang paket berbuka dari orang per orang atau komunitas. Ada yang mau datang sendiri, ya kita persilahkan untuk buka bareng.

Sementara para anak yatim umumnya berasal dari Aceh Besar. Terutama di Kecamatan terdekat dengan Balai Cahaya Aceh yang diambil dari kampung kampung kampung. Di akhir kegiatan seluruh peserta juga diberi hadiah serta sertifikat sebagai motivasi untuk terus belajar Al-Quran.

“Peserta terbaik dan yang berhasil mencapai target hafal 2 juz diberi penghargaan. Bahkan kata Ketua Pembina nantinya yang berhasil hafal 30 juz akan diusahakan beasisswa ke Turki, insya Allah,” lanjut Fahlevi.

YCA didirikan untuk mengambil peran dalam menyalakan lampu perubahan bagi masyarakat. Cahaya Aceh harus kembali hadir di tengah kegersangan dunia akan nilai nilai perdamaian, kemanusian maupun kasih sayang. Aceh harus menjadi kampung peradaban yang kosmopolit dengan Islam yang rahmatan lil’alamin. Masyarakat harus kembali bangkit untuk melahirkan berbagai gagasan, karya, prestasi maupun hal inspiratif lainnya yang menjadi talenta zaman yang mendunia.

“Ya, semuanya bisa dimulai dari yang kecil dan sederhana. Sesuai bidang dan profesi masing masing. Tanpa harus menunggu bantuan pemerintah,”imbuh Fahlevi (L/R07/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0