ZIONIS LANGGAR HUKUM INTERNASIONAL SERANG FASILITAS MEDIS DAN STAF

Ambulan yang mengevakuasi korban menjadi target serangan Zionis. (Foto: Al-Ray)
Ambulan yang mengevakuasi korban menjadi target serangan Zionis. (Foto: Al-Ray)

Oleh: Rana Setiawan, Redaktur bidang Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Dalam peperangan di kali ini, Zionis kian kalap, serangan brutal Zionis selama 30 hari di berbagai wilayah Gaza telah merusak fasilitas-fasilitas sipil, bahkan menyerang rumah ibadah Islam, rumah sakit, tenaga medis serta bantuan kemanusiaan.

Zionis semakin kalap, betapa tidak, serangan-serangan Zionis Israel bertubi-tubi dari berbagai arah baik darat, laut, mau pun udara selama 30 hari tidak mampu menghancurkan kekuatan gerakan-gerakan perlawanan, namun sebaliknya serangan-serangan para pejuang Palestina memberikan kejutan serta kerugian dan kehancuran bagi Zionis Israel.

Dalam laporan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza yang diterima Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (8/8), sejak agresi Zionis dimulai 7 Juli hingga genjatan senjata 5 Agustus lalu, setidaknya 1.888 warga Gaza meninggal dunia dan 9.804 lainnya terluka, sebagian besar dari mereka wanita, anak-anak dan orang tua.

Kementerian Kesehatan Palestina secara rinci melaporkan dari total korban meninggal, di antaranya 446 anak-anak (297 laki-laki, 149 perempuan), 243 wanita dan 79 lansia. Jumlah itu termasuk pembantaian sekitar 80 keluarga. Sementara dari total korban luka-luka, di antaranya 2.978 anak anak, 1.853 wanita dan 374 lansia.

Kementerian itu melaporkan pula, mayoritas korban agresi adalah warga sipil.

Sejumlah 70 orang awak media dan 57 orang staf medis turut menjadi korban serangan brutal Zionis ke wilayah terblokade itu.

Kementerian Kesehatan mengidentifikasi di antara korban dari staf medis, yaitu dokter, perawat dan pasien, sebagi berikut, dari korban meninggal, dr. Anas Abu Alkass, Apoteker, dibunuh di Kota Gaza, 11 Juli 2014; Fuad Jaber, petugas ambulan, dibunuh di Kota Gaza, 20 Juli 2014; Mohammed Al-Ar’er, Petugas Administrasi, dibunuh di Kota Gaza 20 Juli 2014; dr. Ibrahim Al-Halaq, dibunuh di Al-Qarara, Khan Younis, 23 Juli 2014; Abu Al-Bora’e, petugas ambulan, dibunuh saat mengambil pasien di Beit Hanoun, 25 Juli 2014; AL-Abadla, petugas ambulan, dibunuh saat mengambil pasien di Al Qarara, Khan Younis, 26 Juli 2014; Hiam Abu Mour, Perawat, dibunuh di rumahnya.

Sementara korban terluka dari pihak staf medis di antaranya teridentifikasi bernama Mohammed Al-Najar, Perawat di Khan Younis, 9 Juli 2014; Nader Al-Buhasay, petugas Ambulan di utara Gaza 9 Juli 2014; Husam Radi, Teknisi Laboratorium di utara Gaza, 12 Juli 2014; dr. Deya ‘Abu Husain di Kota Gaza, 20 Juli 2014; Fares Anabah, petugas Ambulan di Kota Gaza, 20 Juli 2014; Hatem Al-Bayoumi, petugas ambulan di Kota Gaza, 20 Juli 2014; enam staf Pertahanan Sipil di Kota Gaza, 21 Juli 2014; Raja Al-Attar, petugas Ambulan di Gaza Tengah (Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha), 22 Juli 2014; Ahmed Al-Astal, petugas Ambulan di Gaza Tengah (Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha), 22 Juli 2014; Akram Saed, petugas Ambulan di Gaza Tengah (Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha), 22 Juli 2014; Iman Abu Jaiab, Perawat, di Gaza Tengah (Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha), 22 Juli 201412. Mahmoud Al Attar, Petugas Administrasi di Gaza Tengah (Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha), 22 Juli 2014; seorang petugas Ambulan ditangkap di Khuza’a, Kahn Younis, 24 Juli 2014; Mohammed Abu Jomaza, petugas Ambulance di Khan Younis, 24 Juli 2014; Hamed Al-Bura’e, petugas ambulan di Beit Hanoun, 25 Juli 2014.

Agresi Zionis Israel yang dilakukan sejak 7 Juli lalu telah menghancurkan sekitar 9540 bangunan rumah, 161 masjid, 172 sekolah (di antaranya sekolah PBB difungsikan sebagai tempat penampungan), dan 178 bangunan pelayanan umum lainnya.

Petugas medis tidak luput menjadi target serangan Zionis. (Foto: Al-Ray)
Petugas medis tidak luput menjadi target serangan Zionis. (Foto: Al-Ray)

Seorang pakar strategi militer, Brigadir Jenderal (Purn) Mesir, Safwat Al-Zayat, mengungkapkan kepada Kantor Berita Anadolu, Zionis Israel menggunakan bahan peledak logam berat (Dense Inert Metal Explosive-DIME), bom penembus baja (piercing armor bombs), dan fosfor putih (white phosphorus) dalam agresi militernya ke Jalur Gaza.

Hal itu ditegaskan Wakil Menteri Kesehatan Palestina Dr Yousef Abu Al-Rish dalam konferensi pers di Gaza, Ahad (14/7) lalu, melalui laporan Prof. Dr. Mads Gilbert, anggota tim medis Norwegia yang bekerja di Rumah Sakit As-Syifa Gaza.

Agresi Zionis yang membabi buta ke berbagai wilayah di Gaza dengan penggunaan beberapa senjata yang dilarang secara internasional telah menandakan tidak ada tempat aman untuk warga Gaza meski berada di dalam rumah ibadah maupun fasilitas kesehatan.

Zionis Israel telah menggunakan bom-bom tersebut untuk menargetkan rumah-rumah penduduk dan fasilitas-fasilitas medis, dengan dalih terdapat terowongan di bawah bangunan atau terdapat peluncur roket. Hal itu mengakibatkan penghancuran rumah-rumah, fasilitas-fasilitas medis dan bangunan sekitarnya serta jatuhnya sejumlah besar korban. Begitu juga rumah-rumah ibadah Islam diserang dengan alasan jadi tempat persembunyian musuh dan tempat penyimpanan senjata.

Pada fasilitas medis di Gaza, Zionis Israel telah menghancurkan Klinik Kesehatan Al-Atatra, utara Gaza pada 7 Agustus 2014; sejumlah 14 ambulan pada hari yang berbeda, termasuk empat ambulan di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha, dan satu ambulan sedang mengevakuasi pasien pada 21 Juli 2014, satu ambulan saat mengevakuasi pasien di Khan Younis pada 24 Juli 2014, serta satu sambulan saat mengevakuasi pasien di Beit Hanoun pada 25 Juli 2014 yang mengakibatkan satu paramedis tewas dan dua lainnya luka-luka.

Sementara rumah sakit di Gaza yang telah rusak akibat serangan-serangan Zionis menargetkan fasilitasi-fasilitas medis sebagai berikut:

  1. Rumah Sakit Eropa, Khan Younis, selatan Gaza, yang diserang 7 Juli 2014 mengakibatkan kerusakan pada ruangan ICU, Unit Pediatri, bangunan Keperawatan
  2. Rumah Sakit Rehabilitasi Al-Wafa, satu-satunya rumah sakit rehabilitasi spesialis di Palestina berlokasi di Shujaiyah telah diserang tiga kali antara 7 Juli 2014 dan 17 Juli 2014, saat akhirnya terpaksa mengungsi; diserang lagi pada 23 Juli 2014 menghancurkan bangunan tiga lantai rumah sakit itu.
  3. Rumah Sakit Balsam Hospital, utara Gaza, diserang pada 11 Juli 2014, mengakibatkan kerusakan pada kamar operasi di lantai dua dan lantai tiga; ruang pediatric; alat kesehatan CT Scan dan X-Ray, fasilitas Bedah; toko; juga sempat diserang dengan dua bom memaksa evakuasi seluruh pasien pada 23 Juli 2014.
  4. Rumah Sakit Al-Ahli Arab diserang dengan tiga serangan pada 9, 16, dan 21 Juli 2014 merusakkan bangunan Administrasi, ruangan Dr. Hadar Abdel Shafi, rawat jalan, Departemen Diagnostik, bangsal, ruang pemeliharaan.
  5. Rumah Sakit Al-Awda, utara Gaza diserang pada 17 Juli 2014.
  6. Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha, Deir Al-Balah diserang pada 21 Juli 2014 merusakkan rumah sakit bedah, ortopedi, ruang ICU; serta mengakibatkan serta ekstraktor oksigen hancur, tiga ambulan hancur, serta semua pasien terpaksa dievakuasi.
  7. Rumah Sakit Beit Hanoun, utara Gaza, diserang pada 22 Juli 2014, lalu diserang lagi pada 25-26 Juli 2014 memaksa evakuasi total semua pasien dan penutupan rumah sakit itu.
  8. Rumah Sakit Indonesia, Bayt Lahiya, utara Gaza, rumah sakit bertipe traumatologi dan rehabilitasi sumbangan dari rakyat Indonesia itu meski baru selesai pembangunan fisik dan sedang menyiapkan alat-alat kesehatan itu diserang pada 23 Juli 2014 mengakibatkan kerusakkanpadakamar jenazah yang berjarak 20 meter dari gedung utama RS Indonesia. Pesawat tanpa awak (Drone) Zionis juga telah menembakkan rudal tepat menargetkan buldoser yang berada di halaman parkir RS Indonesia, berjarak sekitar 15 meter dari gedung utama, tempat sejumlah 19 relawan Indonesia berada di sana. Bahkan, Muqarrabin Al-Fikri, Ketua Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Cabang Gaza saat dihubungi penulis menyatakan melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana buldoser di halaman RS Indonesia di hantam rudal pesawat tempur Israel. Beberapa serangan pesawat-pesawat tempur Zionis menargetkan daerah dekat RS Indonesia mengakibatkan pecahnya kaca jendela dan plafond di beberapa bagian RS.
  9. Rumah Sakit Al-Durrah, Kota Gaza diserang pada 24 Juli 2014 mengakibatkan seorang anak meninggal dunia di ruangan ICU, serta 30 pasien lainnya luka-luka. Rumah sakit pun rusak parah dan para pasien harus diungsikan dan terpaksa ditutup.
Dua roket drone Zionis Israel hantam bangunan Kamar jenazah Rumah Sakit Indonesi di Bayt Lahiya, utara Gaza, Palestina, 23 Juli 2014.(Foto: MINA Gaza)
Dua roket drone Zionis Israel hantam bangunan Kamar jenazah Rumah Sakit Indonesi di Bayt Lahiya, utara Gaza, Palestina, 23 Juli 2014.(Foto: MINA Gaza)

Salah satu rumah sakit utama, terbesar dan terlengkap di wilayah terblokade itu, Rumah Sakit As-Syifa berlokasi di Kota Gaza sempat menerima panggilan telepon dari Zionis Israel mengatakan kepada mereka sebuah bangunan rumah sakit itu akan dibom.

Pada Jum’at (1/8), pukul 16:30 waktu setempat, pihak rumah sakit menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak terdaftar, yang menyatakan para pasien serta staf medis juga para relawan internasional yang berada di sana harus segera dievakuasi.

Sementara klinik kesehatan yang rusak akibat agresi Zionis yaitu, Klinik Kesehatan Jamila Al-Ashi, utara Gaza, diserang pada 8 Juli 2014; Klinik Kesehatan Al-Fukhari, Rafah diserang pada 9 Juli 2014; Klinik Bantuan Medis Penyakit Kronis, utara Gaza diserang pada 9 Juli 2014; Klinik Kesehatan Pantai, Kamp Shaati, Gaza, diserang pada 11 Juli 2014; Klinik Kesehatan Ataa-Habeeb, Gaza diserang pada 19 Juli 2014; Klinik Kesehatan Izbat Beit Hanoun, utara Gaza 9 Juli 2014; serta Klinik Hijazi.

Fasilitas medis lainnya yang menjadi target agresi militer Zionis yaitu stasiun ambulan Bulan Sabit Merah Palestina, utara Gaza, diserang dua kali pada 9 Juli 2014; Akademi Keperawatan, Khan Younis, timur Gaza, diserang pada 9 Juli 2014; Bank Darah Gaza diserang pada 21 Juli 2014.

Sejumlah 27 puskesmas tersebar di Gaza terpaksa ditutup, sementara ancaman berbahaya bagi pasien dan staf medis karena menjadi salah satu target aksi pemboman terus menerus Zionis dari 7 Juli 2014 hingga sekarang.

Beberapa upaya para dokter asing untuk membantu rekan-rekan mereka memberikan pengobatan bagi orang sakit dan terluka di Gaza juga lembaga nonpemerintah (NGO) yang akan menyalurkan bantuan kemanusiaan, terutama bantuan medis telah dihambat untuk memasuki Gaza oleh pemerintah Mesir dengan kebijakan penutupan perbatasan Rafah.

Apa yang terjadi di Gaza saat ini lebih merupakan tragedi kemanusiaan dan telah melanggar Hukum Humaniter lnternasional. Majelis Umum PBB jelas-jelas menyatakan (resolusi tahun 1970) ;…” bahwa tempat tinggal, tempat perlindungan wilayah rumah sakit serta instalasi lain yang digunakan penduduk sipil tidak boleh dijadikan sasaran operasi militer.”

Serangan Zionis Israel terhadap rumah sakit adalah pelanggaran berat Konvensi Jenewa Keempat, sebagaimana serangan terhadap warga sipil.

Kondisi Rumah Sakit Wafa, Shujaiyah, sebelum (atas) dan sesudah (bawah) diserang Zionis Israel. (Foto: Syihab)
Kondisi Rumah Sakit Wafa, Shujaiyah, sebelum (atas) dan sesudah (bawah) diserang Zionis Israel. (Foto: Syihab)

Serangan-serangan Zionis yang dilakukan bahkan saat perjanjian gencatan senjata pada agresi kali ini telah membuktikan pelanggaran terhadap setiap kesepakatan yang pernah ditandatangani atau disepakati mereka, apakah gencatan senjata, konvensi internasional, perjanjian atau kesepakatan damai.

Agresi Zionis ini telah melanggar semua hukum legal dan kemanusiaan yang hanya dapat dilihat sebagai contoh lain dari penghinaan dan pelecehan lengkap di mana pemerintah Zionis Israel menahan semua standar perilaku beradab, organisasi dan instrumen hukum internasional, serta kemanusiaan itu sendiri.

Kejahatan perang Zionis dalam empat pekan terakhir ke Gaza telah melucuti topeng tipis kesopanan dari wajah Zionis sendiri, dan mengungkapkan kebiadaban hina bagi dunia.

Lalu di manakah hati nurani para pihak yang jelas-jelas menjadi sekutu Zionis dan mendukung setiap kejahatan yang dilakukan mereka kepada rakyat Palestina. Di manakah hati nurani kita yang masih membeli dan menggunakan produk Zionis dan pendukungnya. Di manakah hati nurani para pemimpin dunia yang berdiam hanya mengutuk menutupi rasa kemanusiaannya dengan alasan politik. Lalu di manakah umat Islam saat tindakan kejam dan biadab terus dilakukan Zionis terhadap saudara seiman di bumi para nabi, tanah wakaf Muslimin.

Atas nama kemanusiaan seharusnya masyarakat internasional segera bertindak untuk mengakhiri pembantaian orang tak berdosa di Gaza, hari ini dan seterusnya. Masyarakat dunia juga harus menekan penjahat perang Zionis Israel untuk bertanggung jawab atas segala tindakan biadabnya itu.(P02/IR)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0