Zubair Mughal: 2019 Volume Keuangan Syariah Diharap Capai 2,5 Triliun Dolar AS

Lahore, MINA – Bagi Industri Perbankan dan Global, 2018 dianggap bukan tahun yang menguntungkan. Pasalnya terjadi berbagai masalah, antara lain situasi politik Timur Tengah, turunnya harga minyak, dan perang dagang internasional antara dua kekuasaan (AS dan China – Red).

Chief Executive Officer (CEO) Perbankan dan Ekonomi Islam Al-Huda Center, , mengatakan, pertumbuhan industri perbankan dan keuangan syariah pada 2019 dimulai dengan harapan yang optimis. Volume peningkatannya diperkirakan akan mencapai 2,5 triliun dolar AS, demikian seperti yang dilansir situs salaamgateway, Rabu (2/1).

Ia menyebutkan, pangsa pasar perbankan syariah dalam industri keuangan syariah akan menjadi sebesar 81 persen, takaful 2 persen, sukuk 11 persen, keuangan mikro syariah 1 persen. Sedangkan pasar modal syariah, perusahaan ijarah (leasing syariah – Red), dan Real Estate Investment Trust (REIT) syariah memiliki pangsa pasar 5 persen dari pangsa total industri keuangan syariah.

Zubair menilai, pada 2019 negara-negara berbahasa Perancis lebih tertarik pada fenomena perbankan dan keuangan syariah, seperti negara Pantai Gading, Burkina Faso, Mauritania, Kamerun, Chad, Maladewa, Aljazair dan Nigeria.

Lebih lanjut Zubair berpendapat, permintaan perbankan dan keuangan syariah di Negara Malaysia, Indonesia, Pakistan dan Bangladesh akan meningkat karena mayoritas penduduknya Muslim.

Ia juga memprediksi, industri perbankan syariah tumbuh pesat di Kazakhstan, Uzbekistan dan Rusia. (T/Mufi/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.