DI ERA digital, perubahan terjadi dengan sangat cepat. Teknologi membawa kemudahan tetapi juga tantangan baru yang berdampak pada kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan berhubungan dengan peningkatan kecemasan, depresi, dan gangguan tidur (Twenge et al., 2018).
Dalam Islam, menjaga kesehatan mental sangat penting, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh jasad, jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasad, ketahuilah bahwa itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Untuk menjaga kesehatan mental di era digital, berikut 10 cara efektif yang berdasarkan penelitian ilmiah dan ajaran Islam.
Pertama, Batasi Penggunaan Media Sosial. Penelitian oleh Hunt et al. (2018) menunjukkan bahwa membatasi media sosial hanya 30 menit per hari dapat menurunkan kecemasan dan depresi.
Baca Juga: 7 Bahaya Perut Buncit yang Wajib Diketahui, Nomor 5 Paling Mengejutkan!
Dalam Islam, keseimbangan adalah kunci kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Furqan: 67, “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, tetapi (menggunakan) di antara keduanya secara wajar.” Prinsip ini dapat diterapkan dalam penggunaan teknologi agar tidak mengganggu kesehatan mental.
Kedua, Jaga Pola Tidur yang Sehat. Tidur yang cukup membantu mengatur hormon stres dan meningkatkan daya tahan tubuh. Studi oleh Walker (2017) menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan hingga 30%.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mencontohkan pola tidur yang sehat dengan tidur lebih awal dan bangun untuk shalat malam, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Muzzammil: 6, “Sesungguhnya bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.”
Ketiga, Perbanyak Dzikir dan Shalat. Studi oleh Koenig et al. (2012) menunjukkan bahwa individu yang rutin beribadah memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Dalam QS. Ar-Ra’d: 28, Allah berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” Ini membuktikan bahwa ibadah adalah terapi psikologis yang menenangkan hati.
Baca Juga: Kemenkes: Kasus Kanker di Indonesia Diprediksi Meningkat 70 persen pada 2050
Keempat, Bangun Hubungan Sosial yang Sehat. Meskipun teknologi memungkinkan komunikasi jarak jauh, interaksi fisik tetap diperlukan. Penelitian oleh Holt-Lunstad et al. (2015) menunjukkan bahwa kurangnya interaksi sosial dapat meningkatkan risiko kematian dini hingga 50%.
Dalam Islam, ukhuwah Islamiyah sangat ditekankan, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak boleh menzalimi dan tidak boleh membiarkannya (dalam kesulitan).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kelima, Rutin Berolahraga. Studi oleh Mikkelsen et al. (2017) menunjukkan bahwa olahraga dapat menurunkan risiko depresi dan meningkatkan kebahagiaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menganjurkan aktivitas fisik seperti berkuda, berenang, dan memanah sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
Keenam, Hindari Konsumsi Berita Negatif Berlebihan. Terlalu sering membaca berita buruk dapat meningkatkan kecemasan dan stres (McNaughton-Cassill, 2001). Dalam Islam, kita diajarkan untuk menyaring informasi, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat: 6, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti…” Dengan membatasi konsumsi berita negatif, kita dapat menjaga ketenangan pikiran.
Baca Juga: 10 Manfaat Sunnah Tidur Miring ke Kanan
Ketujuh, Kelola Stres dengan Baik. Studi oleh Lazarus dan Folkman (1984) menunjukkan bahwa kemampuan mengelola stres berpengaruh besar terhadap kesehatan mental. Dalam Islam, sabar adalah kunci dalam menghadapi tekanan hidup. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Kedelapan, Miliki Tujuan Hidup yang Jelas. Orang yang memiliki makna hidup cenderung lebih bahagia dan tidak mudah stres (Steger et al., 2009). Islam mengajarkan bahwa hidup ini memiliki tujuan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Adz-Dzariyat: 56, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Kesadaran akan tujuan hidup ini dapat memberikan ketenangan jiwa.
Kesembilan, Gunakan Waktu dengan Produktif. Mengisi waktu dengan hal-hal bermanfaat dapat mencegah stres dan kecemasan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada dua kenikmatan yang banyak dilalaikan oleh manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Melakukan kegiatan produktif seperti membaca, menulis, atau belajar dapat membantu menjaga kesehatan mental.
Kesepuluh, Beramal dan Membantu Sesama. Studi oleh Dunn et al. (2008) menunjukkan bahwa memberi dan membantu orang lain dapat meningkatkan kebahagiaan. Islam sangat menekankan pentingnya berbuat baik kepada sesama, sebagaimana dalam QS. Al-Ma’un: 1-3, “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” Dengan membantu orang lain, kita tidak hanya mendapatkan pahala tetapi juga ketenangan hati.
Baca Juga: Menjaga Kebugaran Tubuh: Tips Sederhana dalam Kehidupan Sehari-Hari
Menjaga kesehatan mental di era digital memerlukan keseimbangan antara penggunaan teknologi, hubungan sosial, dan spiritualitas. Islam telah memberikan pedoman yang jelas, dan ilmu pengetahuan modern semakin memperkuat manfaat dari ajaran tersebut. Dengan menerapkan 10 cara ini, kita dapat menjaga kesehatan mental dan menjalani hidup dengan lebih bahagia dan bermakna.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Manfaat Tidur yang Cukup: Kunci Energi dan Kesehatan Optimal