DALAM hubungan pernikahan, menjaga keharmonisan dan kehangatan adalah hal yang sangat penting. Kebiasaan romantis yang dilakukan secara rutin tidak hanya mempererat ikatan emosional, tetapi juga memberi dampak positif bagi kesehatan mental dan fisik pasangan. Berdasarkan perspektif ilmiah, syar’i dan penelitian terkini, berikut 10 kebiasaan romantis yang dapat menjaga cinta suami istri tetap hangat.
Pertama, Komunikasi yang Terbuka dan Jujur. Komunikasi adalah fondasi dari hubungan yang sehat. Dalam Islam, komunikasi yang baik antara suami dan istri sangat dianjurkan sebagai cara untuk memperkuat ikatan kasih sayang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik dalam berbuat baik kepada istrinya.” (HR. Tirmidzi).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. John Gottman, seorang ahli psikologi pernikahan, dan pendiri The Gottman Institute, yang fokus pada penelitian dan pengajaran mengenai cara-cara memperbaiki hubungan dan membuat pernikahan yang lebih sehat dan tahan lama. Menurutnya, komunikasi terbuka dapat memperkuat hubungan dan meningkatkan kepuasan dalam pernikahan. Pasangan yang terbiasa berkomunikasi dengan jujur dan terbuka cenderung lebih bahagia dan memiliki hubungan yang lebih stabil.
Kedua, Sentuhan Fisik yang Lembut. Sentuhan fisik yang penuh kasih sayang, seperti berpegangan tangan atau pelukan, memiliki dampak yang signifikan terhadap ikatan emosional pasangan. Dalam Islam, menyentuh pasangan dengan penuh kasih sayang adalah salah satu bentuk ibadah yang mendekatkan suami dan istri. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaannya adalah menciptakan pasangan-pasangan untuk kalian…” (Qs. Ar-Rum: 21).
Baca Juga: Mengapa Mukjizat Nabi Muhammad Al-Qur’an?
Penelitian menunjukkan bahwa sentuhan fisik dapat mengurangi stres, meningkatkan kadar oksitosin (hormon cinta), dan memperkuat hubungan emosional.
Ketiga, Memberikan Perhatian Kecil. Perhatian kecil, seperti memberikan kejutan kecil atau mengingat tanggal-tanggal penting, bisa memberikan dampak besar dalam hubungan. Dalam Islam, memberi perhatian kepada pasangan adalah bentuk kasih sayang yang dianjurkan.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi contoh dengan perhatian terhadap istrinya, seperti memberikan hadiah atau mendengarkan mereka dengan penuh perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa tindakan kecil yang menunjukkan perhatian dapat memperkuat rasa saling menghargai dan cinta dalam pernikahan.
Keempat, Menjaga Keharmonisan Keuangan. Masalah keuangan sering kali menjadi sumber konflik dalam pernikahan. Oleh karena itu, penting bagi suami istri untuk bekerja sama dalam mengelola keuangan rumah tangga. Dalam Islam, pengelolaan harta benda dan kewajiban finansial harus dilakukan dengan saling pengertian. Seperti yang diajarkan dalam Qs. Al-Baqarah: 233 yang menganjurkan kedua pasangan untuk saling membantu dan berbagi tanggung jawab.
Baca Juga: Self-Love Dalam Islam: Antara Qana’ah dan Syukur
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Stanley seorang Profesor di University of Denver dan salah satu pendiri dari The Center for Marital and Family Studies. Ia menemukan bahwa pasangan yang bekerja sama dalam mengelola keuangan, berbagi tujuan keuangan, dan mengkomunikasikan masalah finansial dengan baik, cenderung memiliki hubungan yang lebih bahagia dan stabil. Temuan ini menunjukkan pentingnya keterbukaan dan kerjasama dalam masalah keuangan sebagai faktor pendukung kestabilan pernikahan.
Kelima, Mendukung Karier dan Impian Pasangan. Dalam pernikahan, saling mendukung untuk mencapai tujuan pribadi masing-masing adalah hal yang sangat penting. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mencontohkan dukungan terhadap istri-istrinya dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam urusan sosial dan keuangan.
Dalam konteks modern, penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang saling mendukung dalam karier dan impian pribadi dapat merasa lebih puas dan bahagia dalam pernikahan mereka. Ini memperkuat hubungan dengan membangun rasa saling menghargai dan memberikan ruang bagi pertumbuhan individu.
Keenam, Saling Memuji dan Menghargai. Memberikan pujian kepada pasangan adalah salah satu cara untuk menjaga rasa cinta tetap hidup. Dalam Islam, memberikan pujian yang tulus adalah bentuk penghormatan kepada pasangan. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bahwa saling menghargai adalah cara untuk memperkuat hubungan.
Baca Juga: Peluang Indonesia di Forum Ekonomi Internasional Rusia-Dunia Islam 2025
Penelitian oleh Dr. Gary Chapman adalah seorang konselor pernikahan, penulis, dan pembicara yang terkenal karena pengembangan konsep “Lima Bahasa Cinta” (The Five Love Languages). Bahasa cinta mengungkapkan bahwa saling memuji dan menghargai adalah salah satu cara utama pasangan menunjukkan cinta. Pasangan yang sering saling memuji cenderung merasa lebih dihargai dan lebih bahagia dalam hubungan mereka.
Ketujuh, Menyediakan Waktu Berkualitas. Menghabiskan waktu berkualitas bersama pasangan, seperti makan malam berdua atau liburan bersama, sangat penting untuk menjaga hubungan tetap hangat. Dalam Islam, waktu yang dihabiskan bersama pasangan dapat meningkatkan rasa cinta dan persatuan dalam rumah tangga. Seperti yang tertulis dalam Qs. An-Nisa: 19, suami istri dianjurkan untuk saling berbagi kebahagiaan dan kehangatan.
Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang sering menghabiskan waktu berkualitas bersama cenderung lebih puas dengan pernikahan mereka dan memiliki ikatan emosional yang lebih kuat.
Kedelapan, Mengatasi Konflik dengan Bijak. Konflik adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam setiap hubungan. Namun, cara pasangan mengatasi konflik dapat menentukan kelangsungan hubungan tersebut. Dalam Islam, penyelesaian konflik dilakukan dengan cara yang adil dan penuh kasih sayang. “Dan jika kamu takut akan terjadinya perselisihan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakim dari keluarga suami dan seorang hakim dari keluarga istri…” (Qs. An-Nisa: 35).
Baca Juga: Zakat Produktif: Solusi Mandiri untuk Pengentasan Kemiskinan
Dr. Gottman melakukan penelitian di The Gottman Institute dan mempublikasikan temuan-temuannya dalam berbagai buku, termasuk The Seven Principles for Making Marriage Work (1999) dan Why Marriages Succeed or Fail (1994). Dalam penelitiannya, Dr. Gottman menemukan bahwa cara pasangan mengelola konflik sangat mempengaruhi kualitas dan keberlanjutan hubungan mereka.
Pasangan yang mampu mengatasi konflik dengan cara yang konstruktif—seperti berkomunikasi secara terbuka, mendengarkan dengan empati, menghindari perilaku merusak (seperti kritik atau merendahkan), dan mencari solusi bersama—cenderung memiliki hubungan yang lebih bahagia dan langgeng.
Kesembilan, Berbagi Tanggung Jawab Rumah Tangga. Tanggung jawab dalam rumah tangga, baik dalam hal pekerjaan rumah maupun pengasuhan anak, harus dibagi secara adil antara suami dan istri. Dalam Islam, suami istri dianjurkan untuk saling membantu dalam segala urusan rumah tangga. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan membantu pekerjaan rumah tangga istrinya.
Salah satu penelitian penting mengenai hal ini dilakukan oleh Dr. Judith A. Smetana, seorang profesor psikologi di University of Rochester. Dalam penelitiannya, Dr. Smetana mengeksplorasi bagaimana pembagian tugas rumah tangga mempengaruhi kepuasan hubungan antara pasangan.
Baca Juga: Proyeksi Penerapan Hidup Berjamaah di Masa Depan
Selain itu, penelitian lain yang relevan dilakukan oleh Dr. Sarah D. Arnett dan rekan-rekannya, yang juga menemukan bahwa pembagian tugas rumah tangga yang adil dapat meningkatkan komunikasi, mengurangi ketegangan, dan melahirkan rasa saling menghargai antara pasangan. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal-jurnal seperti Journal of Marriage and Family.
Kesepuluh, Berdoa Bersama. Doa adalah bagian penting dalam kehidupan seorang Muslim. Pasangan yang berdoa bersama menunjukkan komitmen mereka untuk saling mendukung dalam aspek spiritual. Dalam Islam, berdoa bersama adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan memperkuat hubungan suami istri.
Salah satu penelitian terkenal dilakukan oleh Dr. William J. Doherty, seorang profesor di University of Minnesota dan ahli dalam bidang hubungan keluarga dan pernikahan. Dalam penelitiannya, Dr. Doherty menemukan bahwa pasangan yang berbagi praktik keagamaan, termasuk berdoa bersama, cenderung memiliki hubungan yang lebih kuat dan lebih puas. Berdoa bersama membantu pasangan membangun ikatan emosional yang lebih dalam, mengurangi stres, dan meningkatkan rasa saling mendukung serta keintiman spiritual.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Journal of Family Psychology pada tahun 2002, yang mengungkapkan bahwa pasangan yang memiliki kesamaan nilai spiritual dan berdoa bersama mengalami peningkatan kualitas hubungan mereka, serta merasa lebih terhubung secara emosional dan spiritual. Semoga bermanfaat.[]
Baca Juga: Pengaruh Shaum Dalam Membangun Kepribadian
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kaum Muslimin Saatnya Berperan Bukan Baperan