Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

10 Tahun Tragedi Mavi Marmara, Aktivis Serukan Ummat Bersatu dalam Jama’ah Muslimin

Nur Hadis - Senin, 1 Juni 2020 - 02:09 WIB

Senin, 1 Juni 2020 - 02:09 WIB

14 Views

Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Memperingati 10 Tahun Peristiwa Mavi Marmara, seorang aktivis  yang ikut dalam Flotila to Gaza itu, menyerukan Muslimin bersatu dalam Jama’ah Muslimin.

Seruan ini didengungkan Nur Ikhwan Abadi, Ahad, (31/5) dalam wawancara dengan MINA.

Ia adalah salah seorang aktivis dari Medical Emergency Rescue Committe (Mer-C) yang berada di kapal Mavi Marmara saat Zionis Israel menyerang secara brutal dan menggugurkan 10 orang aktivis berkebangsaan Turki.

“Bahkan setelah 10 tahun Mavi Marmara, Gaza masih saja diblokade, 10 orang Syuhada yang pada saat itu rela tumpahkan darahnya untuk membela saudara-saudaranya yang terdzolimi,” kata aktivis asal Al-Fatah Lampung yang insinyur itu, yang sempat diberitakan gugur oleh salah satu media lokal di Lampung saat tragedi itu terjadi.

Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”

Karenanya, menurut Nur Ikhwan, hendaknya muslimin bersatu dalam satu shaff, Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka.

“Dan situasi dunia yang semakin tidak menentu hendaknya semakin menguatkan persaudaraan kaum muslimin, bersatu dalam satu barisan yaitu berjamaah,” tegasnya.

“Bukan malah semakin terpecah sehingga menghilangkan kekuatan dahsyat kaum muslimin,” tambahnya.

Nur Ikhwan menekankan, sudah saatnya ummat Islam bangkit, bersatu untuk misi pembebasan masjid Al-Aqsa yang sampai saat ini masih dikuasai Zionis Israel Laknatullah.

Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza

“Perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina masih panjang, dan butuh mujahid-mujahid yang siap korbankan jiwa dan hartanya sebagaimana tertera dalam Surah At-Taubah 111,” tegasnya.

Mavi Marmara adalah salah satu kapal dari enam kapal yang berlayar untuk memecah blokade Gaza pada 2010 yang diinisiasi oleh Lembaga Kemanusiaan IHH Turki.

Sejumlah 750 aktivis dari berbagai negara, 12 diantaranya dari Indonesia, dengan sekitar 10.000 ton makanan dan bantuan kemanusiaan ada di dalam kapal tersebut.

10 orang penumpang yang semuanya berkebangsaan Turki gugur ditembak oleh tentara Zionis Israel.(L/R12/B03/P1).

Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat

Mi’raj News Agency (MINA).

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Indonesia
MINA Preneur
Kolom