Dhaka, MINA – Lebih 100.000 pengungsi Rohingya di Bangladesh terancam oleh banjir Monsoon dan tanah longsor, menurut pemodelan komputer badan pengungsi PBB (UNHCR).
Gubuk-gubuk pengungsi Rohingya yang menempel di perbukitan curam dan suram di selatan Bangladesh hanya bisa berdoa, agar kantong pasir yang memperkuat lereng akan bertahan pada musim hujan yang akan datang.
“Mereka membuatnya lebih aman, tapi mereka tidak tahan jika hujan benar-benar deras,” kata Mohammed Hares, pengungsi Rohingya usia 18, demikian Dhaka Tribune melaporkan.
Sekitar 700.000 orang Rohingya telah mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh sejak Agustus lalu, mereka menyelamatkan diri dari tindakan keras militer. Sebagian besar sekarang tinggal di bangunan tipis dari bambu dan plastik bertengger di bukit yang dulu berhutan.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Bangladesh adalah wilayah yang dilanda angin topan. Kamp pengungsi Rohingya dikelompokkan di bagian negara yang mencatat curah hujan tertinggi.
Menurut Departemen Meteorologi Bangladesh, hujan biasanya dimulai pada bulan April dan puncaknya pada bulan Juli.
Di Kutupalong-Balukhali, kamp pengungsian terbesar, sampai sepertiga dari daratan bisa dibanjiri, bisa menyebabkan lebih dari 85.000 pengungsi kehilangan tempat tinggal, menurut UNHCR.
Sementara sebanyak 23.000 pengungsi lainnya yang tinggal di lereng yang berisiko mengalami tanah longsor. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas