Yerusalem, MINA – Tentara Israel menahan semua pintu keluar dari kamp pengungsi Shufat dan kota Anata di dekatnya, timur laut Yerusalem, selama beberapa hari di mana setidaknya 100.000 orang Palestina tinggal di bawah penguncian paksa setelah menutup semua pos pemeriksaan, menurut sumber-sumber lokal.
Pada saat yang sama, pasukan pendudukan Israel terus menyerbu rumah-rumah di dua komunitas tersebut. Penduduk setempat pun menghadang pasukan, sehingga terjadi bentrok, mengakibatkan beberapa warga ditahan.
Ratusan tentara, agen keamanan, polisi, dan anggota intelijen terus mencari seorang Palestina yang mereka klaim telah melakukan serangan fatal pada Sabtu malam di pos pemeriksaan tentara kamp pengungsi Shufat.
Serangan itu menewaskan seorang tentara wanita Israel dan melukai seorang petugas keamanan hingga kritis, Wafa melaporkan, Senin (10/10).
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Tentara mencegah semua penduduk, termasuk pelajar, meninggalkan kamp, yang dipisahkan dari Yerusalem Timur oleh tembok beton setinggi delapan meter dan pos pemeriksaan militer.
Ratusan orang juga terdampar di dalam dan di luar kamp dan kota ketika tentara mencegah mereka meninggalkan atau memasuki daerah-daerah ini.
Pasukan telah menguncinya menyusul serangan penembakan yang mendorong warga Palestina lainya menawarkan mereka makanan dan tempat berlindung sementara, menunggu tentara membuka kembali pos pemeriksaan sekali lagi.
Laporan dari kamp pengungsi mengatakan setidaknya 20 orang ditangkap sejak serangan itu, termasuk, menurut klaim militer, anggota keluarga tersangka penyerang.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sebuah sumber lokal mengatakan polisi Israel menyerang seorang ayah dan putranya, memukulnya dengan granat kejut di perut ketika ia mencoba menghalangi pasukan Israel menangkap putranya yang berusia 24 tahun. Pria itu dibawa ke rumah sakit untuk perawatan dan putranya ditahan.
Walikota Anata Taha Rifai mengatakan kepada Wafa pasukan Israel terus mendobrak masuk ke rumah-rumah, meneror keluarga, menghentikan orang-orang di jalan-jalan dan memeriksa surat-surat mereka, sambil memaksa toko-toko tutup.
Beberapa toko juga melaporkan kekurangan pasokan karena penutupan pos pemeriksaan di dua komunitas ini. (T/R7/RS2)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)