Tripoli, 18 Rabiul Akhir 1438 H/17 Januari 2017 (MINA) – Hampir 100 orang hilang setelah sebuah kapal yang mengangkut para migran mengalami kecelakaan di perairan antara Libya dan Italia, kata Organisasi Migran Internasional, hari Sabtu (14/1) di Tripoli.
Regu penolong menemukan delapan jenasah dan hanya empat orang yang berhasil selamat dari kapal yang membawa 110 pengungsi dalam kondisi laut yang sangat buruk, kata juru bicara organisasi itu, Flavio Di Giacomo kepada CNN.
Banyak pengungsi telah tewas saat mencoba melakukan perjalanan penuh bahaya dari Afrika Utara ke Eropa, dengan Libya sebagai tempat persinggahan yang populer.
Penyeberangan lewat Mediterania Tengah dianggap rute migrasi paling mematikan di dunia.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Dengan begitu banyak pengungsi – beberapa diantaranya melarikan diri dari peperangan atau penyiksaan, sebagian lagi untuk mencari penghidupan yang lebih baik – berdesakan dalam kapal-kapal yang tidak laik melaut, perjalanan bisa sangat berbahaya.
Jenasah-jenasah yang hanyut di Libya yang sering kami temukan sebelumnya, akibat sebuah kapal karam di Mediterania Tengah,” kata Julia Black, yang bekerja pada Proyek Migran Hilang di Berlin dari Organisasi Migran Internasional, awal tahun ini.
2016 berakhir sebagai tahun paling mematikan bagi para pengungsi yang berusaha menyeberangi Laut Mediterania ke Eropa, kata regu penolong itu. Total 5.079 orang tewas atau dilaporkan hilang di perairan luas itu.
Lebih dari 380.000 pengungsi berhasil melakukan perjalanan ke Eropa tahun lalu, kata regu penolong tersebut. (RS1/P1)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Miraj Islamic News Agency/MINA