Juba, 20 Rajab 1435/9 Mei 2015 (MINA) – Pertempuran yang terjadi di negara bagian Unity, utara Sudan Selatan baru-baru ini, mengakibatkan 100.000 orang mengungsi sejak awal Mei, demikian menurut Koordinator Kemanusiaan PBB di negara itu.
“Sejak awal Mei, kegiatan militer di selatan Bentiu, negara bagian Unity memaksa 100.000 orang meninggalkan rumah mereka,” kata Toby Lanzer dalam sebuah pernyataan pers Jumat di ibukota, Juba, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Sabtu (9/5).
“Warga sipil yang tinggal di daerah dan sekitar Guit, Ngop dan Nhialdu terkena dampak kekerasan. Untuk menghindari hal itu, mereka menyelamatkan diri,” tambahnya.
Dalam 16 bulan terakhir, Sudan Selatan alami krisis politik, bermula ketika Presiden Salva Kiir menuding wakilnya, Riek Machar, berupaya melakukan kudeta dan memecatnya.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Puluhan ribu orang telah tewas dan dua juta terlantar atau telah mengungsi ke negara-negara tetangga. Terlebih lagi, PBB memperkirakan sekitar 2,5 juta orang sekarang beresiko kelaparan.
Lanzer mengatakan, perpindahan terbaru terjadi pada puncak musim tanam tradisional, ketika orang-orang seharusnya dapat bergerak bebas dan aman untuk bertanam.
“Sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional, adalah kewajiban semua kekuatan yang terlibat dalam kegiatan militer untuk melindungi warga sipil,” tambahnya. “Rakyat tidak boleh dirugikan dan tentu saja tidak ditargetkan atau dipaksa meninggalkan rumah mereka.”
Lanzer mengatakan, badan-badan PBB dan mitranya mendesak dilakukan pencarian akses ke daerah-daerah negara bagian Unity untuk menilai kebutuhan masyarakat dan membantu mereka di waktu yang tepat.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Saya meminta aktor negara dan non-negara yang bersenjata sama-sama mengambil langkah-langkah untuk mencegah warga sipil terluka atau mengungsi dan memfasilitasi sepenuhnya pekerjaan lembaga bantuan yang merespon kebutuhan populasi berdasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan, ketidakberpihakan dan netralitas,” tambah Lanzer. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan