Pesantren Shuffah Hizbullah Mranggen, Cetak Generasi Ahli Kitab Kuning

mranggen
Dok FB

Oleh Neni Reza, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat

adalah dengan tulisan Arab gundul (tak berharokah). Banyak orang tua yang menginginkan anaknya menjadi ahli kitab (ahli dalam membaca kitab kuning) dan shalih. Sehingga menitipkan putera atau puterinya mondok di kitab kuning. Walaupun tidak dipungkiri juga, kalau banyak orang tua yang belum memprioritaskan anak-anaknya dapat membaca kitab kuning. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Kali Tengah, Mranggen, Demak, Jawa Tengah.

Mranggen adalah nama sebuah desa yang terletak di kota Semarang, sebagai kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia, dan kota yang paling berkembang di Pulau Jawa.

Di salah satu desa di Semarang, yaitu Mranggen terdapat sebuah Pondok Pesantren bernama Shuffah Hizbullah, terletak di Jalan Kali Tengah RT 1 RW 1, Mranggen, Demak, Jawa Tengah.

Mengenal Shuffah Hizbullah Mranggen

“Shuffah Hizbullah” Mranggen didirikan pada 7 Juli 1979/ 11 Sya’ban 1399 H oleh KH Abdullah Fadlil Ali Siradj Allahu yarham, waktu itu sebagai Amir Tarbiyyah watr Ta’lim Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah), bersama isterinya Hj. Sa’diyah binti Djunaed Allahu yarham, dibantu oleh puteranya KH Yakhsyallah Mansur,M.A, yang saat ini menjadi Imaamul Muslimin sepeninggalnya Muhyiddin Hamidy Allahu yarham.

Ponpes yang memiliki visi mencetak generasi Khaira Ummah Penegak Khilafah Berbasis Al-Quran dan As-Sunah. Adapun tujuan dari ponpes yang masa pendidikan selama enam tahun (5 tahun belajar dan 1 tahun pengabdian) tersebut adalah munguasai pemahaman Al-Quran-Sunnah sebagai dasar rujukan penguasaan agama Islam dengan kompetensi Bahasa Arab untuk menyiapkan Thoifah Yatafaqqohu Fiddin (kelompok yang memahami agama).

Para santri akan mendapatkan pelajaran berupa Al-Qur’an (Tahsin, Tajwid, Ghoroib, Tahfidz, Tafsir dan ‘Ulumul Qur’an), Hadits (Tahfidz dan ‘Ulumul Hadits), Qowa’idul Lughoh Al-‘Arabiyyah (Nahwu, Shorof, I’ilal dan Balaghoh), Fiqih (‘Ubudiyah, Ilmu Hadits dan Ilmul Mirats), Sejarah / Tarikh (Nabi, Sahabat, KhulafaurRasyidin dan Jama’ahMusliminHizbullah), Tauhid (Uluhiyyah, ‘Ubudiyyah dan Jama’ahImaamah), Dakwah (Ilmu Dakwah dan Ceramah), Diskusi (Dialog dan Kritik Pemikiran), Masa Bakti Ilmiyyah (MBI) dan KaryaTulis Ilmiyyah.

Santri mendapatkan ijazah pondok pesantren dan ijazah formal dengan mengikuti program Paket B & C dari pemerintah

Awalnya dengan santri pertama berjumlah delapan orang. Salah satu alumninya adalah KH Arief Hizbullah,MA, yang sekarang menjadi Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fatah Maos, Cilacap, Jawa Tengah. Ada juga Ustadz Mastur,M.Pd.I, kini Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan.

KH Abdullah Fadlil Ali Siradj atau biasa disapa KHAFAS, mendirikan Shuffah ini dengan tujuan untuk mengembangkan orang-orang ‘alim di Jama’ah Muslimin (Hizbullah).

“Sudah kirim saja santri-santri ke Mranggen, saya didik nanti keluar jadi orang sholeh”, ujar pimpinan Ponpes Shuffah Hizbullah Mranggen saat ini, Ustadz Abdullah Zainini,M.Pd., kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA). Katanya, mengikuti ungkapan pendahulunya, KHAFAS.

Shuffah Hizbullah Mranggen sempat vakum saat KHAFAS terbaring sakit cukup lama. Sampai belia wafat pada tahun 2013 silam.

Setelah wafatnya pendiri dan perintis yang sangat berjasa tersebut, maka timbulah ide-ide baru dari para alumni Shuffah Hizbullah Mranggen sendiri. Hingga akhirnya, setelah melakukan berbagai musyawarah dan mendapat kesimpulan agar bisa menghidupkan kembali aktivitas belajar-mengajar di tempat itu.

Aktif Kembali

Pada Agustus 2015, Shuffah Hizbullah Mranggen membuka kembali lembaga pendidikan yang sudah enam tahun vakum itu, dengan nama yang sama yaitu Shuffah Hizbullah Mranggen, yang dipimpin oleh salah satu alumninya yaitu, Ustadz Abdullah Zaini,M.Pd., yang juga menjabat sebagai Naib Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Niyabah Semarang.

Alumni Shuffah Hizbullah Mranggen saat ini banyak menjadi pionir penggerak tarbiyyah (pendidikan) dan dakwah di berbagai wilayah di Indonesia, di tengah-tengan umat Islam pada umumnya. Para alumni lainnya ada yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi secara formal, seperti ke: Lembaga Ilmi Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), dan Universitas di Luar Indonesia seperti di Sudan, Gaza, Malaysia, dan Yaman.

Pendidikan Shuffah Hizbullah Meranggen lebih menekankan untuk mengkaji kitab-kitab kuning. Sehinggan diharapkan lulusannya akan menjadi generasi ahli kitab kuning yang alim, generasi umat Islam mendatang. Adapun kegiatan belajar-mengajarnya, menerapkan sistem mengaji bersama setiap setelah shalat, marosim (apel bersama), dan kegiatan pembelajaran kitab yang lainnya.

Para santri yang menuntut ilmu di ponpes ini sekarang mencapai 26 santri, muslimin dan muslimat. Mereka berasal dari beberapa daerah di Indonesia, seperti dari Semarang sendiri, Demak, Cilacap hingga Bogor dan Kalimantan.

Ponpes Shuffah Hizbullah Meranggen ini lebih memprioritaskan para santri yang mendaftar harus lulus SD/MI terlebih dahulu, karena pendidikan di ponpes tersebut memakan waktu enam tahun, setara dengan waktu pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA.

Namun ponpes ini akan mendidik para santri selama lima tahun dan satu tahunnya lagi untuk proses Masa Bakti Ilmiah (MBI), terjun langsung agar bersosialisasi kepada masyarakat. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan membuat laporan sampai akhirnya bisa dinyatakan lulus.

Di samping itu juga para santri akan diikutkan ujian-ujian persamaan dengan sekolah resmi yang lain guna mendapatkan ijazah yang diakui negara, yang biasa disebut paket B dan paket C.

Adapun kitab-kitab yang dikaji adalah sebagai berikut, Al-Qur’an, Hadits, Qowai’dul Lughoh Al-‘Arabiyyah, Fiqih, Sejarah/Tarekh, Tauhid, Dakwah, Diskusi, Masa Bakti Ilmiah (MBI), Karya Tulis.

Ustad Abdullah Zaini, Mudir Ma'had Hizbullah Meranggen (Foto: Reza/MINA)
Ustad Abdullah Zaini,M.Pd. Mudir Shuffah Hizbullah Meranggen (Foto: Reza/MINA)

Sosok Pimpinan Pondok

Ustadz Abdulllaah Zaini,M.Pd., sebagai Pimpinan (Mudir) Shuffah Hizbullah Mranggen,  adalah sosok yang sangat bertanggung jawab, terbukti dengan kerja keras dan usahanya untuk mengembangkan ponpes Mranggen. Hal ini dibuktikan dengan jadwal mengajar kepada para santrinya. Hampir tidak ada waktu untuk berleha-leha. Setiap harinya tidak pernah berhenti untuk mengkaji dan mengajarkan Al-Qur’an dan kitab-kitab kuning.

Beliau lahir di Demak, 47 tahun silam itu memang sudah mengenal Shuffah Mranggen sejak lulus SD, sekitar 1982. Ia juga pernah belajar mengaji di situ, dan akhirnya ia melanjutkan sekolah di Mranggen, dengan mengikuti jenjang yang disetarakan dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Lulusan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan beasiswa pemerintah dengan menggunakan ijazah pesantren itu pun terbilang sangat lancar dalam membaca Al-Qur’an dan kitab kuning.

“Saat saya kuliah, mau ujian negara, terkendala karena tidak punya ijazah SMA atau yang setara. Saya akhirnya mengikuti ujian persamaan dengan siswa-siswa MA yang tentu usianya terpaut jauh,” ujar lulusan terbaik IIQ itu bercerita.

Tidak kalah penting, Pimpinan Ponpes Shuffah Hizbullah Mranggen itu selalu mengingat-ingat ucapan pendiri ponpes tersebut Ustadz KHAFAS, “Jika kita memegang Al-Qur’an Insya Allah, Allah akan mudahkan setiap urusan kita,” kenangnya, sambil berbincang-bincang dengan Wartawan Tsaqofah.

Untuk itu, bagi para orang tua yang menginginkan putera-puterinya bisa membaca Al-Quran dan kitab kunign dengan baik, alangkah baiknya jika mencoba menitipkannya di Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Kali tengah Mranggen ini. Insya-Allah berhasil.  (L/nrz/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: bahron

Editor: Ali Farkhan Tsani

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.