Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan Pengungsi Harus Tinggalkan Kamp Penampungan Calais di Perancis

Syauqi S - Sabtu, 20 Februari 2016 - 22:01 WIB

Sabtu, 20 Februari 2016 - 22:01 WIB

538 Views ㅤ

Kamp pengungsi di Calais, Prancis (Foto: The Guardian)

Calais-Prancis-The-Guardian-300x212.jpg" alt="Kamp pengungsi di Calais, Prancis (Foto: The Guardian)" width="300" height="212" /> Kamp pengungsi di Calais, Perancis (Foto: The Guardian)

Calais, Perancis, 13 Jumadil Awwal 1437/20 Februari 2016 (MINA) – Ratusan pengungsi yang tinggal di kamp penampungan di pelabuhan Perancis, Calais, atau dikenal dengan The Jungle, sudah diminta meninggalkan tempat tersebut atau akan diusir.

Pemerintah Perancis memberi tenggat hingga Selasa (23/2) pukul 20.00 waktu setempat (02.00 WIB) untuk meninggalkan bagian selatan kamp yang luas tersebut.

Siapapun yang masih berada di area tersebut akan dipindahkan secara paksa, tenda atau bangunan semi permanen di sana bisa dihancurkan, BBC melaporkan, Sabtu (20/2), yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Area kamp penampungan Calais telah menjadi semacam pusat kebudayaan bagi banyak pengungsi. Di wilayah itu telah ada toko-toko, sebuah sekolah, dan beberapa tempat beribadah.

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Pihak berwenang mengatakan, sekitar 1.000 orang bisa terdampak dari rencana pembongkaran kemp itu, namun relawan di lapangan memperkirakan sedikitnya dua kali lipat jumlah tersebut tinggal di area tersebut.

Lembaga kemanusiaan Help Refugees mengatakan tenggat tiga hari menyebabkan hampir tidak memungkinkan mereka untuk memberikan bantuan kepada mereka yang berisiko terlantar tanpa makanan, air, dan tempat tinggal.

“Kami terpukul mengetahui kami diberi kurang dari tiga hari untuk merelokasi warga, padahal sebelumnua telah dijanjikan lebih lama oleh pemerintah,” ungkap Philli Boyle, manajer Help Refugees di Calais, kepada Independent.

Ribuan pengungsi dari Timur Tengah dan Afrika ditampung sementara di Calais dengan harapan bisa menyeberang ke Inggris.

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Pada awal Februari lalu, lebih dari 1.500 migran terusir setelah Pemerintah Perancis memutuskan merobohkan tempat-tempat ibadah, sekolah, dan kamp penampungan untuk membuat zona penyangga 100 meter antara Calais dan jalan bebas hambatan di dekatnya.

Paris dkritik karena gagal memberikan perawatan dasar untuk para migran. Tak seperti di kebanyakan negara Eropa lainnya, pengugsi yang tiba di negara itu membangun tempat penampungan, sekolah, toko, dan tempat-tempat ibadah secara mandiri. (P022/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

 

calais-jungle-camp-2000-refugees-living-in-makeshift-shelters-given-three-days-to-leave-as-a6807386.html">http://independent.co.uk/news/world/europe/calais-jungle-camp-2000-refugees-living-in-makeshift-shelters-given-three-days-to-leave-as-a6807386.html

 

prancis-dirobohkan/99265/">http://mirajnews.com/id/masjid-dan-gereja-di-kamp-pengungsi-prancis-dirobohkan/99265/

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

 

 

Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
MINA Sport
Internasional
Internasional
Internasional
Eropa