Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahai Pemuda, Kebangkitan Dunia Ada Di Pundakmu

Admin - Senin, 14 Maret 2016 - 23:35 WIB

Senin, 14 Maret 2016 - 23:35 WIB

472 Views ㅤ

baca quran“Berikan aku 10 pemuda, maka akan kugoncang Dunia,” Bung Karno.

Mendengar kalimat yang disampaikan oleh presiden pertama Indonesia ini kiranya tidak asing lagi di telinga kita. Siapapun yang mendengarnya, tidak dipungkiri semangat menggelora yang di sampaikan dalam sebuah pidato itu membuat aliran darah kita yang membacanya pun ikut mengalir dengan kencang.

Pemuda adalah ujung tombak suatu bangsa dan agama di masa mendatang. Dia adalah unsur terpenting dalam sebuah negara. Kita bisa melihat maju atau mundurnya suatu negara melalui tingkat keilmuan dan keimanan yang dimiliki generasi muda di negara tersebut.

Sebagaimana Hasan Al-Banna berkata, “Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun, maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasia”.

Baca Juga: Palestina Pasca “Deklarasi Beijing”

Sayangnya,masih banyak pemuda masa kini jauh panggang dari api. Jauh dari harapan apa yang diinginkan. Kita lihat, mereka lebih banyak memilih menghabiskan waktunya sia-sia.

Data Litbang Suratkabar Kompas berdasarkan  hasil survei melaluii telepon yang mengambil 593 responden dipilih acak dari 12 kota besar di Indonesia, menunjukkan 26,8% pemuda telah memakai narkoba, 17,9% melakukan pergaulan bebas, 5,6% melakukan tindakan kriminalitas.  Kesemuanya itu sangat menghawatirkan.

Fenomena ini, mestinya membuka mata kita sebagai generasi muda untuk berbenah diri. Bagaimana tidak, berjayanya Islam bergantung pada pundak kita. Tidak hanya itu, masa muda merupakan masa yang akan diminta pertanggung jawaban kepada Allah Subhana Wa Ta’ala. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتىَّ يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَ عَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَ عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا أَنْفَقَهُ وَ مَا ذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

Baca Juga: Nobar Film Hayya, Solidaritas dari Ponpes Al-Fatah Lampung untuk Palestina

“Kedua kaki anak Adam tidak akan beranjak pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya sehingga ditanya tentang lima perkara; tentang umur pada apa ia habiskan, kepemudaannya pada apa ia hancurkan, hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan dan apa yang telah ia kerjakan pada apa yang telah ia ketahui. [HR at-Turmudziy: 2416, Abu Ya’la, ath-Thabraniy, Ibnu ‘Adiy dan Ibnu Asakir. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan ].

Pentingnya masa muda pun Rasul tekankan dalam sabdanya:

((اغْتَنِمْ خَمْساً قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ
وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَراغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ))

“Pergunakanlah yang lima sebelum datang masa yang lima; Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu”. (HR Hakim no 7846).

Baca Juga: Selamat atas Rekonsilisasi Antar Faksi Palestina

Maka, terjawablah mengapa Allah memberikan naungan kepada pemuda khususnya yang mana pada saat itu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Sebagaimana yang disebutkan Rasulullah r dalam sabda Beliau;

«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ»

“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”[4]. (HR Al Bukhary no 629 dan Muslim no 1031).

Usia muda, menurut Imam Abul ‘Ula ala-Mubarakfuri dalam Kitab “Tuhfatul ahwadzi” (7/57), mengatakan hadits ini Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mengkhususkan penyebutan “seorang pemuda” karena usia muda adalah masa yang berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan dorongan untuk mengikuti hawa nafsu pada dirinya , maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah (tentu) lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri orang tersebut)”. (Rahmi/P2)

Baca Juga: Pengaruh Amal Saleh 

Bersambung . . .

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Deklarasi Beijing Untuk Rekonsiliasi Nasional Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Millenia
MINA Millenia
Indonesia