New York, 15 Jumadil Akhir 1437/24 Maret 2016 (MINA) – Gencatan senjata akan berlaku di seluruh Yaman pada 10 April, diikuti sepekan kemudian dengan pembicaraan damai terbaru.
Utusan Khusus PBB untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed pada Rabu (23/3) di New York, menyatakan tingginya harapannya akan adanya terobosan dalam perang yang telah membawa negara Arab miskin itu terpuruk.
Yaman telah dicengkeram oleh kekerasan sejak September 2014, ketika pemberontak Houthi menyerbu ibukota Sanaa dan memaksa pemerintah yang diakui secara internasional melarikan diri ke selatan, ke kota kedua Aden.
“Pihak-pihak yang terlibat konflik telah sepakat untuk penghentian permusuhan secara nasional dimulai 10 April tengah malam, sebelum putaran pembicaraan damai mendatang, yang akan berlangsung pada 18 April di Kuwait,” kata Cheikh Ahmed. Demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Lebih dari 6.000 orang telah tewas di Yaman sejak koalisi pimpinan Arab Saudi mulai melakukan perang udara pada akhir Maret tahun lalu untuk melawan kelompok Houthi dan sekutunya.
Sebelumnya negosiasi yang disponsori PBB antara pemberontak dan pejabat pemerintah gagal mencapai terobosan.
Gencatan senjata yang dimulai pada tanggal 15 Desember berulang kali dilanggar dan koalisi yang dipimpin Saudi mengumumkan mengakhiri gencatan senjata pada 2 Januari. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah