SEJAK awal pendiriannya, Israel telah berdiri di atas tanah yang dirampas, darah yang tertumpah, dan derita yang tak berkesudahan bagi rakyat Palestina. Namun, sejarah menunjukkan bahwa kezaliman tidak pernah bertahan selamanya. Setiap tirani yang melampaui batas akan runtuh pada waktunya, dan setiap penjajahan akan menemukan akhirnya.
Kini, tanda-tanda kehancuran Israel semakin nyata—bukan hanya dari perlawanan gigih rakyat Palestina, tetapi juga dari krisis internal yang menggerogoti negaranya sendiri. Dunia mulai membuka mata, keadilan semakin bergema, dan roda sejarah perlahan bergerak menuju titik di mana kezaliman ini akan tumbang.
Israel menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam stabilitas dan keberlangsungan negaranya. Berikut adalah duabelas faktor utama yang, berdasarkan data ilmiah dan informasi terkini, berpotensi menyebabkan kehancuran Israel:
Pertama, Krisis Ekonomi Akibat Konflik Berkelanjutan. Konflik yang terus-menerus, terutama perang di Gaza, telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Israel. Produk Domestik Bruto (PDB) Israel mengalami penurunan sebesar 19% secara tahunan pada kuartal keempat 2023. Penurunan ini mencerminkan dampak langsung dari konflik terhadap aktivitas ekonomi negara tersebut.
Baca Juga: 10 Daftar Kejahatan Amerika dan Israel Terhadap Palestina
Kedua, Penutupan Massal Unit Bisnis. Sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober 2023, sekitar 40.000 unit bisnis di Israel terpaksa ditutup. Sebagian besar dari bisnis yang tutup adalah usaha kecil dengan lima pegawai atau kurang, yang mencerminkan kerentanan sektor usaha kecil terhadap ketidakstabilan.
Ketiga, Penurunan Peringkat Kredit dan Prospek Ekonomi. Lembaga pemeringkat kredit internasional, Moody’s, telah menurunkan peringkat kredit Israel menjadi “Baa1” dengan prospek negatif. Penurunan ini mencerminkan meningkatnya risiko geopolitik dan dampak negatifnya terhadap stabilitas ekonomi Israel. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Israel juga direvisi turun menjadi 0,5% untuk tahun ini dan 1,5% untuk 2025, jauh di bawah proyeksi sebelumnya.
Keempat, Peningkatan Defisit Anggaran dan Utang Publik. Pemerintah Israel memperkirakan biaya perang dapat mencapai $66 miliar pada akhir 2025, setara dengan lebih dari 12% PDB negara tersebut. Defisit anggaran tahun ini diproyeksikan mencapai 7,5% dari PDB, sementara rasio utang terhadap PDB diperkirakan naik menjadi 70%. Peningkatan defisit dan utang ini menambah beban fiskal yang signifikan bagi Israel.
Kelima, Pelemahan Nilai Mata Uang Syikal. Nilai mata uang Israel, syikal, mengalami pelemahan ke level terendah dalam delapan tahun terakhir. Pada akhir Juli 2024, nilai tukar dolar AS naik dari 3,85 syikal pada awal 2024 menjadi 4,20 syikal. Pelemahan ini meningkatkan biaya impor dan mempengaruhi harga domestik, yang pada akhirnya membebani perekonomian Israel.
Baca Juga: Melanjutkan Amal Profesional di Bulan Syawwal
Keenam, Krisis di Sektor Konstruksi dan Properti. Sektor konstruksi Israel mengalami stagnasi, dengan lebih dari 14.000 proyek konstruksi terhenti sepenuhnya. Penjualan properti turun 35% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara investasi di sektor ini turun dari $15 miliar pada 2023 menjadi $9 miliar pada paruh pertama 2024. Krisis ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja di sektor terkait.
Ketujuh, Penurunan Investasi Asing Langsung. Kepercayaan investor asing terhadap Israel menurun drastis, tercermin dari penurunan investasi asing langsung sebesar 40%, dari $25 miliar pada 2023 menjadi $15 miliar pada paruh pertama 2024. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas politik dan ekonomi Israel di tengah konflik yang berkelanjutan.
Kedelapan, Krisis di Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan. Sektor pertanian Israel mengalami kerugian signifikan, dengan produksi susu dan telur menurun 80%, dan produksi biji-bijian turun 25%. Kerugian ini menyebabkan harga pangan lokal meningkat, yang berdampak pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Kesembilan, Kehilangan Kepercayaan Publik dan Ketidakstabilan Sosial. Konflik yang berlarut-larut dan dampaknya terhadap ekonomi telah menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan dan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah. Situasi ini berpotensi memicu ketidakstabilan sosial dan politik, yang dapat memperburuk kondisi negara secara keseluruhan.
Baca Juga: Ketupat, Apa Artinya?
Kesepuluh, Gelombang Eksodus Warga Israel. Rasa takut dan ketidakstabilan akibat perang serta ancaman keamanan telah mendorong banyak warga Israel meninggalkan negaranya. Data menunjukkan bahwa sejak serangan 7 Oktober 2023, ribuan warga Israel—terutama dari kalangan elit dan pemilik modal—telah bermigrasi ke negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Eropa. Penurunan populasi ini tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada moral dan daya tahan negara dalam menghadapi krisis.
Kesebelas, Ketegangan Internal dan Perpecahan Politik. Israel mengalami perpecahan politik yang semakin tajam. Kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang keras terhadap Palestina menuai kritik bahkan dari dalam negerinya sendiri. Protes besar-besaran terjadi di berbagai kota, menuntut perubahan kepemimpinan dan kebijakan perang yang lebih manusiawi. Ketidakstabilan politik ini melemahkan kepercayaan publik dan memperburuk situasi internal Israel.
Keduabelas, Kehancuran Citra Internasional. Dukungan dunia terhadap Israel semakin memudar. Banyak negara, termasuk sekutu lama seperti beberapa anggota Uni Eropa, mulai mengutuk tindakan brutal Israel di Gaza. Bahkan di Amerika Serikat, muncul gerakan besar dari masyarakat dan akademisi yang menuntut penghentian bantuan militer ke Israel. Isolasi global ini semakin mempersempit ruang gerak Israel di panggung dunia, mempercepat keruntuhan hegemoninya.
Kesembilan faktor di atas menunjukkan tantangan serius yang dihadapi Israel dalam mempertahankan stabilitas dan keberlangsungan negaranya. Tanpa upaya nyata untuk mengatasi isu-isu tersebut, Israel berisiko menghadapi krisis yang lebih dalam di masa depan.[]
Baca Juga: Memaknai Tradisi Halal Bihalal Idul Fitri
Mi’raj News Agency (MINA)