Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

12 Orang Tewas dalam Serangan Gabungan di Afghanistan

Zaenal Muttaqin - Selasa, 4 Desember 2018 - 17:22 WIB

Selasa, 4 Desember 2018 - 17:22 WIB

3 Views

Kabul, MINA – Sedikitnya 12 warga sipil tewas dalam serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan asing gabungan melawan Taliban di kota Zurmat, provinsi Paktia, Afghanistan.

Wakil Gubernur Paktia, Abdul Wali mengatakan, pasukan asing gabungan pada Senin (3/12) menggelar operasi lewat darat dan udara terhadap Taliban di kota Zurmat.

Dikatakan, operasi pasukan tersebut menewaskan warga sipil di sana.

“Adanya anggota Taliban yang bersembunyi di rumah-rumah warga menyebabkan jatuhnya korban sipil,” ungkap Wali, seperti dilaporka Anadolu yang dikutip MINA, Selasa (4/12)

Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas

Hingga kini pemerintah Paktia belum dapat memastikan berapa jumlah korban tewas dalam serangan-serangan itu.

Penduduk setempat Eid Gul mengungkapkan bahwa 12 warga sipil tewas dalam serangan-serangan udara itu.

Sebelumnya, lebih dari 300 warga sipil Afghanistan, pasukan keamanan dan ribuan militan bersenjata tewas selama November akibat meningkatnya kekerasan di negara yang dilanda perang itu.

Informasi yang berhasil diperoleh menunjukkan, telah terjadi peningkatan angka pembunuhan di tengah desakan baru oleh AS untuk melakukan pembicaraan damai dengan Taliban dalam perang yang hampir dua dekade ini.

Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung

Hanya dalam tiga insiden bulan lalu, lebih dari 100 jiwa hilang di ibukota Kabul, provinsi Helmand dan Ghazni.

Yang paling mematikan di antara mereka adalah pemboman bunuh diri pada upacara keagamaan di jantung kota Kabul yang merenggut 50 nyawa pada 20 November.

Najib Danish, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan, bahwa serangan bunuh diri itu menargetkan sebuah tempat berkumpul suatu komunitas saat peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Hal ini diikuti oleh serangan Taliban di desa-desa minoritas Shia-Hazara di Jaghori dan distrik Malistan di Ghazni pada minggu terakhir bulan November yang menyebabkan sedikitnya 35 warga sipil terbunuh.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

Ribuan lainnya terpaksa mengungsi dari rumah mereka dan berlindung di bagian-bagian negara yang relatif lebih aman.

Insiden ketiga berupa serangan udara AS di provinsi Helmand mengakibatkan korban 23 warga sipil pada November.

Menurut misi PBB di Afghanistan (UNAMA), sekitar 649 korban sipil telah tercatat tahun ini dari Januari hingga September.

Pasukan Afghanistan terus menghadapi beban perang setelah mengambil alih tanggung jawab keamanan nasional dari pasukan NATO pada tahun 2015.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Sementara itu, Presiden Ashraf Ghani menegaskan lebih dari 28.500 pasukan Afghanistan telah tewas sejak mengambil alih tanggung jawab keamanan dari pasukan NATO yang jauh lebih terlatih dan dilengkapi.

Dia mengungkapkan dalam sebuah pidato di Sekolah Studi Internasional Lanjutan Johns Hopkins di Washington melalui video-link dari Kabul bulan lalu, bahwa korban tewas adalah orang-orang yang berkorban untuk Afghanistan.

Di provinsi Farah yang berbatasan dengan Iran, lebih dari 70 tentara tewas dalam berbagai serangan selama sebulan.

Para pejabat Afghanistan dan AS telah lama menyalahkan Iran yang dianggap telah memicu pemberontakan di Farah, klaim yang ditolak oleh Teheran.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Selain itu, serangan mematikan terhadap etnis minoritas Shia-Hazara di Ghazni pada akhir November yang menyebabkan 50 tentara tewas.

Ada 26 tentara lainnya tewas dalam serangan bunuh diri di sebuah masjid militer Afghanistan pada 23 November.

Rata-rata 60 pemberontak tewas setiap hari pada bulan November selama operasi darat, kata Kementerian Pertahanan di situs webnya.

Serangan terhadap pasukan asing berlanjut selama bulan itu.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Tiga prajurit AS tewas dan tiga lainnya terluka pada 27 November ketika sebuah alat peledak rakitan diledakkan di dekat kota Ghazni. Seorang kontraktor Amerika juga terluka.

Tahun ini 12 tentara AS dan empat anggota koalisi lainnya tewas dalam serangan, kata Mayor Bariki Mallya, juru bicara Misi Dukungan T Resolute yang dipimpin NATO. (T/B05/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Asia
Indonesia
Amerika
Internasional
Internasional