Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 124 Negara Setujui Resolusi PBB Akhiri Pendudukan Israel

Ali Farkhan Tsani Editor : Bahron Ansori - 4 jam yang lalu

4 jam yang lalu

10 Views

Sidang Majelis Umum PBB (Euro News)

New York, MINA – Sebanyak 124 negara menyetujui resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) dengan suara mayoritas, yang isinya menyerukan Israel untuk mengakhiri pendudukan ilegalnya di wilayah Palestina dalam waktu paling lambat satu tahun.

Resolusi tersebut disahkan Rabu (18/9) dengan suara 124 setuju, 12 menolak, dan 43 negara abstain. Al Jazeera melaporkan.

PBB menuntut agar Israel segera mengakhiri keberadaannya yang melanggar hukum di wilayah Palestina yang diduduki. Hal itu merupakan tindakan salah yang bersifat berkelanjutan memerlukan tanggung jawab internasional, serta agar melaksanakannya paling lambat dalam 12 bulan.

PBB juga meminta Israel untuk memberikan ganti rugi kepada warga Palestina atas kerusakan yang diderita oleh pendudukan tersebut.

Baca Juga: Senator AS akan Ajukan RUU Penghentian Penjualan Senjata ke Israel

Pemungutan suara tersebut menggambarkan besarnya penentangan internasional terhadap pendudukan Israel di Palestina.

Resolusi tersebut mendukung pendapat penasihat dari Mahkamah Internasional (ICJ) sebagai pengadilan tertinggi PBB, yang menyatakan bahwa kehadiran Israel di wilayah Palestina adalah melanggar hukum dan harus diakhiri.

ICJ telah memutuskan pada Juli bahwa Israel menyalahgunakan statusnya sebagai kekuatan pendudukan, dan permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur adalah ilegal.

Pemungutan suara MU PBB dilakukan di tengah perang Israel yang menghancurkan di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.250 warga Palestina.[]

Baca Juga: Giliran Walkie-talkie Meledak Massal di Lebanon, 14 Tewas, 450 Lebih Luka

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
MINA Preneur
MINA Health