Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

13 Keutamaan Ibadah Qurban pada Bulan Dzulhijjah

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 18 Juni 2020 - 19:52 WIB

Kamis, 18 Juni 2020 - 19:52 WIB

5 Views

Oleh: Ali Farkhan TsaniDa’i Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Redaktur Senior MINA

 

Saat ini kita sudah melewati setengah bulan Syawal, pasca Ramadhan. Setelah bulan ini Dzulq’adah, lalu Dzulhijjah (bulan haji atau bulan qurban).

Ada satu amalan ibadah utama pada bulan Dzulhijjah nanti, yaitu menyembelih hewan qurban pada Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah dan pada Hari-Hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) merupakan amalan yang utama. Ini karena berbagai keutamaan ibadah qurban bagi mereka yang melaksanakannya.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Keutamaan-keutamaan ibadah qurban itu adalah : 

Pertama, Berqurban berarti Memenuhi Perintah Allah

Ini sesuai firman Allah di dalam Surat Al-Kautsar:

إِنَّآ أَعۡطَيۡنَـٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ (١) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ (٢) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ (٣)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Artinya: “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” (Q.S. Al-Kautsar [108]: 2).

Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, ayat kedua surat Al-Kautsar berisi perintah Allah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung, yaitu shalat Idul Adha (fasholli) dan menyembelih qurban (wanhar).

Dua ibadah tersebut menunjukkan sikap taqarrub (mendekat), tawadhu’ (rendah hati), merasa perlu kepada Allah, husnuzhan (baik sangka), keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.

Karena itu, Ibnu Taimiyyah menambahkan, ibadah harta benda yang paling mulia pada hari Raya Idul Adha adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat ‘iedul Adha.

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Kedua, Berqurban sebagian dari Syi’ar Islam

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam ayat-Nya:

وَلِڪُلِّ أُمَّةٍ۬ جَعَلۡنَا مَنسَكً۬ا لِّيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ‌ۗ فَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهٌ۬ وَٲحِدٌ۬ فَلَهُ ۥۤ أَسۡلِمُواْ‌ۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُخۡبِتِينَ (٣٤)

Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (Q.S. Al Hajj [22]: 34).

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

Melalui ayat ini, seperti dijelaskan Ibnu Katsir, Allah menyebutkan bahwa penyembelihan hewan qurban dengan menyebut nama Allah telah disyariatkan di semua agama.

Ketiga, Berqurban Mengikuti Amaliyah Nabi Ibrahim

Hal ini berdasarkan firman Allah:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلۡمَنَامِ أَنِّىٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰ‌ۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ‌ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٠٢) فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُ ۥ لِلۡجَبِينِ (١٠٣)وَنَـٰدَيۡنَـٰهُ أَن يَـٰٓإِبۡرَٲهِيمُ (١٠٤) قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآ‌ۚ إِنَّا كَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١٠٥)إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَـٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ (١٠٦) وَفَدَيۡنَـٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٍ۬ (١٠٧)

Baca Juga: Malu Kepada Allah

Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (Q.S. Ash Shaffat [37]: 102-107).

Perintah penyembelihan Nabi Ismail oleh Nabi Ibrahim dalam Surat Ash-Shaffat ayat 102 merupakan salah satu ujian Allah kepada hamba-Nya. Bagi Nabi Ibrahim, ujiannya adalah perintah mengorbankan putranya Ismail. Ismail adalah perkara duniawi yang paling dicintai Ibrahim. Dan kita mengikuti jejak Nabi Ibrahim, bukan memotong anak kita, tapi memotong hewan qurban.

Keempat, Berqurban Amalan Paling Utama pada Hari Idul Adha

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu

مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا وَلَا الْجِهَادُ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ

Artinya: “Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selain berqurban.” Para sahabat berkata, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi”  (HR Bukhari dari Ibnu Abbas).

Kelima, Kebaikan dari setiap helai rambut/bulu hewan qurban

Ini seperti disebutkan di dalam hadits dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka bertanya, “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam

Keenam, Berqurban Meningkatkan Ketakwaan

Berqurban dapat meningkatkan ketakwaan, sebab disebutkan bahwa yang diharap oleh orang yang berqurban bukanlah daging atau darah yang mengalir setelah penyembelihan. Namun yang terpenting dari ibadah qurban adalah takwa dan keikhlasannya.

Seperti Allah sebutkan di dalam ayat:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah

Artinya: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS Al-Hajj [22]: 37).

Ketujuh, Berqurban adalah Ciri Keislaman Seseorang

Disebutkan di dalam hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

 مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

Baca Juga: Terus Berjuang Membela Palestina

Artinya: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat ‘id kami.” (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah).

Kedelapan, Berqurban Ibadah Paling Disukai Allah

Dari Aisyah, Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).

Kesembilan, Menyembelih Qurban Tanda Penyerahan Diri Kepada Allah

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-18] Tentang Taqwa

Pada ayat Allah berfirman:

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحۡيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (١٦٢) لَا شَرِيكَ لَهُ ۥ‌ۖ وَبِذَٲلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۟ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (١٦٣)

Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS Al-An’am [6]: 162-163).

Di dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah dijelaskan, ayat ini menjelaskan tentang sembelihan, dan bermakna juga ibadah. Berarti “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah.

“Hidupku dan matiku”, dijelaskan sebagai amal-amal kebaikan yang dikerjakan dalam hidup. Juga amal kebaikan setelah kematian, seperti berwasiat untuk bersedekah dan melakukan berbagai kebaikan yang mendekatkan kepada Allah dengan ikhlas hanya untuk-Nya.

Kesepuluh, Mennyembelih qurban mengharapkan kesucian diri dan hartan

Setiap kebaikan yang kita lakukan adalah sedekah, yang berfungsi untuk mensucikan diri dan harta. Ibadah qurban adalah amal kebaikan yang amat disukai Allah di Hari Raya Iedul Adha. Sehingga dengan demikian melalui perantaraan ibadah qurban, akand apat mensucikan diri dan harta kita.

Kesebelas, Berqurban untuk mendapatkan Ampunan Allah

Ini seperti disampaikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada putrinya, “Wahai Fatimah, berdirilah di sisi qurbanmu, dan saksikanlah ia, sesungguhnya titisan darahnya yang pertama itu pengampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah lalu.” (HR Al-Bazzar dan Ibnu Hibban).

Kedua belas, Berqurban dapat memupuk sifat yang baik

Melaksanakan kurban dengan penuh penghayatan dapat memupuk sifat yang baik (mahmudah), yaitu gemar berderma, berkorban untuk kebaikan, ketaatan, ketundukan atas perintah-Nya, pemurah terhadap sesama, bertaubat, dan menambah rasa syukur.

Di samping itu sebaliknya, dengan berqurban juga dapat memupus sifat yang buruk (madzmumah) seperti kikir, pelit, sombong, dendam, hasad dengki, dan lainnya.

Ketiga belas, berqurban dapat meningkatkan kasih sayang dan ukhuwah

Dengan berqurban akan memberikan manfaat bagi sesama, menumbuhkan dan meningkatkan kasih sayang, utamanya antara yang kaya dan miskin, merekatkan hubungan yang renggang, wujud kebersamaan dan kerukunan, dan mempererat jalinan persaudaraan (ukhuwah Islamiyyah).

Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

اَيَّامُ التَّشْرِيْقِ اَيَّامُ اَكْلٍ وَ شُرْبٍ وَ ذِكْرِ اللهِ

Artinya: “Hari Raya Qurban (tasyrik) adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah.” (HR Muslim).

Apalagi kemudian daging-daging qurban itu diberikan kepada mereka yang benar-benar memerlukan. Tidak pernah atau jarang makan daging, bisa jadi setahun sekali. Umpamanya mereka yang berada di negeri terjajah, seperti di Palestina, atau Muslim minoritas seperti di Rohingnya, Kashmir, Cina, Kamboja, Filipina, Thailand, atau mereka yang nun jauh di pedesaan atau kepulauan yang tidak atau sulit terjangkau.

Semoga dengan berbagai keutamaan ibadah berqurban karena Allah pada bulan Dzulhijah, kita dapat mengamalkannya. Aamiin. (A/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Kolom
Kolom
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
Indonesia
Internasional
Khutbah Jumat