DALAM Islam, setiap manusia ditunjuk sebagai khalifah di bumi (Qs. Al-Baqarah: 30). Hal ini mencakup laki-laki dan perempuan, termasuk Muslimah. Peran khalifah menuntut tanggung jawab untuk menghadirkan manfaat, kebaikan, dan perbaikan dalam kehidupan. Muslimah sebagai bagian dari umat Islam memiliki mandat ini, sehingga dimanapun ia berada, ia harus menunjukkan peran konstruktifnya dalam membangun peradaban.
Pertama, Hadis tentang Menjadi yang Terbaik. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Ahmad). Hadis ini menunjukkan bahwa keunggulan seorang Muslim atau Muslimah tidak hanya terletak pada ibadah pribadi, tetapi juga pada kontribusinya kepada masyarakat. Menjadi Muslimah yang bermanfaat berarti menjadi pribadi yang hadirnya dirasakan kebermanfaatannya oleh sekitar.
Kedua, Ilmu sebagai Landasan Manfaat. Ilmu adalah kunci utama dalam membangun kebermanfaatan. Dalam Qs. Az-Zumar: 9 disebutkan bahwa orang yang berilmu tidaklah sama dengan yang tidak berilmu. Seorang Muslimah hendaknya terus menuntut ilmu baik ilmu agama maupun ilmu duniawi yang halal dan bermanfaat, agar mampu memberikan solusi, bimbingan, dan inspirasi di tengah masyarakat.
Ketiga, Akhlak Mulia sebagai Sarana Perubahan. Akhlak adalah perwujudan Islam secara nyata. Seorang Muslimah yang berakhlak mulia akan menjadi teladan dalam keluarga, sekolah, kantor, atau masyarakat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam diutus untuk menyempurnakan akhlak (HR. Ahmad). Dengan akhlak mulia, Muslimah bisa menembus berbagai kalangan dan menjadi agen perubahan yang menyentuh hati dan pikiran.
Baca Juga: Sobat Muslimah, Perhatikan 4 Hal Berikut Ini Saat Lebaran
Keempat, Peran Sosial Muslimah dalam Sejarah Islam. Dalam sejarah Islam, banyak Muslimah berkontribusi dalam masyarakat. Khadijah RA adalah pebisnis sukses yang mendukung dakwah Rasulullah. Aisyah RA adalah pakar ilmu yang menjadi rujukan para sahabat. Ummu Sulaim berperan sebagai pendidik dan pejuang. Ini menunjukkan bahwa menjadi bermanfaat tidak terbatas pada satu ranah saja, tetapi sesuai potensi yang dimiliki.
Kelima, Membangun Keluarga sebagai Fondasi Masyarakat. Salah satu bentuk kebermanfaatan paling dasar adalah membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Muslimah berperan sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anak. Dalam Qs. At-Tahrim: 6, perintah untuk menjaga keluarga dari api neraka juga mencakup tanggung jawab seorang ibu dan istri.
Keenam, Produktivitas dalam Karya dan Kebaikan. Islam mendorong produktivitas. Muslimah yang produktif akan menghasilkan karya tulis, produk, kegiatan, atau solusi yang berdampak positif. Dalam QS. Al-Mulk: 2 Allah menyebut bahwa manusia diciptakan untuk diuji siapa yang paling baik amalnya. Ini mengisyaratkan pentingnya kualitas kontribusi, bukan sekadar aktivitas.
Ketujuh, Dakwah dengan Hikmah dan Lembut. Menjadi bermanfaat juga dapat ditempuh lewat jalan dakwah. Muslimah bisa berdakwah dengan tulisan, lisan, maupun keteladanan. Allah memerintahkan dakwah dengan hikmah dan nasihat yang baik (Qs. An-Nahl: 125). Muslimah dapat menyebarkan nilai Islam di lingkungan kerja, sosial/">media sosial, atau komunitasnya secara santun dan bijaksana.
Baca Juga: Perempuan Palestina: Simbol Keteguhan dan Perlawanan
Kedelapan, Menolong Sesama adalah Manifestasi Iman. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa melepaskan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat…” (HR. Muslim). Muslimah yang peka terhadap penderitaan orang lain, ikut serta dalam kegiatan sosial, membantu tetangga, atau menjadi relawan adalah wujud dari iman yang hidup.
Kesembilan, Mengoptimalkan sosial/">Media Sosial untuk Kebaikan. Di era digital, kebermanfaatan Muslimah dapat diperluas melalui sosial/">media sosial. Dengan membagikan konten edukatif, inspiratif, dan islami, seorang Muslimah bisa menjangkau ribuan orang. Dalam QS. Al-Imran: 104, Allah menyeru agar ada sekelompok umat yang mengajak kepada kebaikan. Media digital adalah ladang dakwah modern.
Kesepuluh, Tidak Tertutup oleh Batasan Geografis. Kebermanfaatan Muslimah tidak dibatasi oleh tempat. Di desa, kota, luar negeri, atau bahkan dari rumah pun, Muslimah bisa berperan. Dengan teknologi, Muslimah bisa menjadi penulis, pengajar daring, pebisnis online, atau konselor. Islam memberi ruang luas selama tetap dalam koridor syar’i.
Kesebelas, Menjadi Penyejuk dan Penyemangat Lingkungan. Keberadaan Muslimah yang shalihah membawa aura positif. Dalam rumah tangga, ia menjadi penyemangat. Di lingkungan kerja, ia menjadi penyejuk. Rasulullah bersabda bahwa dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah (HR. Muslim). Ini menunjukkan bahwa kualitas diri membawa dampak yang luas.
Baca Juga: Perak Indonesia Luncurkan Kado Mukena Nusantara
Keduabelas, Berkontribusi dalam Pendidikan dan Keilmuan. Pendidikan adalah kunci perubahan. Muslimah bisa berperan sebagai guru, dosen, mentor, atau pembimbing. Dengan berbagi ilmu, ia membantu mencetak generasi berkualitas. Dalam Qs. Al-Mujadilah: 11, Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Maka, Muslimah yang mengajarkan ilmu sedang menanam amal jariyah yang tak terputus.
Ketigabelas, Menjadi Pelopor Kebaikan di Masyarakat. Muslimah tidak hanya bisa menjadi pengikut, tetapi pelopor dalam berbagai gerakan positif: gerakan literasi, gerakan lingkungan, gerakan anti kekerasan, dan sebagainya. Dalam Qs. Ali Imran: 114, Allah memuji umat yang menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Muslimah punya kekuatan untuk memulai perubahan.
Akhirnya, semua manfaat yang diberikan seorang Muslimah kepada dunia akan kembali kepadanya dalam bentuk pahala. Dalam QS. Az-Zalzalah: 7, disebutkan bahwa siapa pun yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah akan melihat balasannya. Maka, menjadi Muslimah yang bermanfaat adalah investasi abadi menuju surga Allah SWT.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Islam bagi Muslimah