15 Kabupaten di Jawa Timur Terendam Banjir

Surabaya, MINA – Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Provinsi pada Rabu (6/3) menyebabkan banjir di 15 kabupaten. Hal itu terjadi lantaran sungai-sungai dan drainase yang ada tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga banjir merendam di banyak tempat.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas dalam keterangannya yang diterima MINA, Kamis (7/3), menyampaikan data sementara, banjir menyebabkan lebih dari 12.495 Kepala Keluarga (KK) terdampak. Sebagian masyrakat mengungsi ke tempat yang lebih aman.

“Menurut laporan Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Timur, 15 kabupaten yang mengalami banjir adalah Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar,” katanya.

Daerah yang paling parah terlanda banjir adalah Kabupaten Madiun. Berikut data sementara 15 kabupaten yang terdampak musibah banjir:

Kabupaten Madiun

Banjir akibat meluapnya Sungai Jeroan yang merupakan anak sungai Madiun. Sebanyak 39 desa, 8 kecamatan di Kabupaten Madiun terendam banjir sehingga menyebabkan 4.317 KK atau 17.268 jiwa terdampak banjir. Rumah rusak berat  2 unit, sawah tergenang  253 Ha, tanggul rusak 3 titik, jembatan rusak 2 unit, gorong-gorong rusak 1 unit, dan ribuan ternak terdampak. Bupati Madiun telah menetapkan masa tanggap darurat banjir selama 14 hari yaitu tanggal 6 -19 Maret 2019.

Kabupaten Nganjuk

Banjir disebabkan luapan air Sungai Kuncir di Desa Sonopatik Berbek sehingga banjir merendam jalan raya dan pemukiman warga di 8 dusun, 3 kelurahan, 12 desa, 6 kecamatan dengan ketinggian 10 – 100 cm. Sebanyak 456 KK terdampak banjir. Pendataan dan penanganan darurat masih msih dilakukan.

Kabupaten Ngawi

Banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Madiun. Banjir merendam rumah warga sebanyak 4.490 KK di 18 desa, 6 kecamatan di Kabupaten Ngawi dengan ketinggian 50 – 100 cm.

Kabupaten Magetan

Banjir akibat meluapnya air sungai ke jalan desa dari RT 13 sampai dengan RT 17 Desa Ngelang Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Ketinggian air mencapai 125 cm serta menggenangi rumah warga sejumlah 284 rumah.

Kabupaten Sidoarjo

Banjir disebabka luapan Sungai Avoer Krembung II sehingga berdampak pada rumah tergenang sebanyak 498 KK di 3 desa dengan ketinggian 20 – 40 cm.

Kabupaten Kediri

Banjir akibat air luapan di Desa Gempolan Kec. Gurah, Kab. Kediri, menyebabkan SDN Gembolan 1 terendam air setinggi 30-50 cm.

Kabupaten Bojonegoro

Banjir akibat meluapnya air Sungai Pacal yang berdampak pada 23 desa, 8 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dengan ketinggian air 30 – 40 cm. Sebanyak 1.382 rumah dan 121 hektar sawah terendam banjir.

Kabupaten Tuban

Banjir merendam wilayah di Kecamatan Parengan akibat meluapnya Sungai (Kali Kening) sehingga 10 desa di Kecamatan Parengan terendam dan berdampak pada persawahan tergenang 140 Ha, rumah tergenang 620 KK, jalan poros tergenang dengan ketinggian 20 – 90 cm, kantor pemerintahan tergenang 3 unit, sekolah tergenang 4 unit dan tempat ibadah tergenang 7 unit.

Kabupaten Probolinggo

Puting beliung dan banjir terjadi di Desa Tambak Rejo Kecamatan Tongas. Akibat kejadian tersebut berdampak pada 1 orang meninggal dunia dan 1 orang luka ringan akibat puting beliung. Dampak banjir masih dalam pendataan.

Kabupaten Gresik

Banjir akibat luapan Kali Miru berdampak pada 3 kecamatan, Kedamaean, Driyorejo, Dukun dengan ketinggian 20 – 100 cm dan rumah tergenang 90 rumah.

Kabupaten Pacitan

Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan meluapnya air Sungai Grindulu di Kecamatan Arjosari yang berdampak pada banjir merendam 10 desa di 2 kecamatan dengan ketinggian air 30 – 80 cm.

Kabupaten  Trenggalek

Banjir akibat luapan Sungai Ngasinan di Kecamatan Trenggaleksehingga banjir terjadi di 14 desa, 5 kecamatan dengan ketinggian air 15 – 200 cm.

Kabupaten Ponorogo

Banjir terjadi di wilayah Kecamatan Balong. Ruas jalan dan permukiman di terendam banjir.

Kabupaten Lamongan

Banjir akibat luapan Bengawan Solo sehingga merendam 9 desa di 3 kecamatan yaitu di Kecamatan Laren, Maduran dan Babat. Tanggul Sungai Bengawan Solo jebol sepanjang 70 meter. Banjir juga menyebabkan  terputusnya akses masuk menuju Dusun Sawo Desa Jangkungsumo sehingga masyarakat harus melewati jalur memutar untuk kedaerah lain. Lebih dari 60 rumah terendam banjir.

Kabupaten Blitar

Hujan deras yang turun pada Rabu (6/3) pukul 11.00 WIB dan pukul 16.00 WIB menyebabkan terjadi banjir, longsor dan pohon tumbang di wilayah. Wilayah yang terdampak Banjir di Dusun Gondanglegi, Desa Sutojayan dengan warga terdampak sebanyak 240 KK.

Menurut Sutopo, penyebab utama curah hujan yang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia adalah karena adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia.

“MJO adalah fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat (Samudera Hindia)  ke timur dengan membawa massa udara basah. Masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia ini meningkatkan potensi curah hujan bagi daerah-daerah yang dilalui,” ujarnya.

Sutopo mengungkapkan, fenomena tersebut dapat bertahan hingga satu pekan. Adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Sumatera yang membentuk  daerah pertemuan angin cukup konsisten di wilayah Sumatera, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa menyebabkan curah hujan meningkat.

Ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah di Jawa, Bali, NTB, NTT Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat. (T/R06)

Mi’raj News Agency (MINA)