Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

15 Manfaat Jika Umat Dalam Jama’ah Melek Literasi

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 14 menit yang lalu

14 menit yang lalu

6 Views

Ilustrasi (foto: ig)

DALAM sejarah kejayaan Islam, umat yang kuat bukan hanya ditopang oleh kekuatan fisik, tetapi juga oleh kekuatan ilmu dan literasi. Dari pena para ulama, lahirlah karya-karya besar yang menerangi zaman; dari lisan para cendekiawan Muslim, tersebarlah kebijaksanaan yang membimbing umat.

Namun, bagaimana jika umat dalam jama’ah buta literasi? Mereka akan mudah disesatkan oleh hoaks, terombang-ambing dalam kebingungan, dan kehilangan arah dalam mengarungi kehidupan. Maka, melek literasi bukan sekadar keistimewaan, melainkan kebutuhan mendesak agar umat Islam mampu memahami, mengamalkan, dan menyebarkan ajaran Islam dengan benar, serta membangun peradaban yang bermartabat. Berikut ini setidaknya ada 15 manfaat jika umat dalam sebuah jama’ah melek literasi.

Pertama, Meningkatkan Pemahaman Keislaman. Literasi yang tinggi dalam jama’ah akan membantu umat memahami ajaran Islam secara mendalam. Dengan membaca dan mengkaji Al-Qur’an, Hadis, serta kitab-kitab ulama, umat dapat memperkuat pemahaman mereka tentang syariat dan akhlak Islam. Firman Allah dalam Surah Al-‘Alaq ayat 1-5 menunjukkan pentingnya membaca sebagai pintu gerbang ilmu.

Ketika umat rajin membaca dan memahami ajaran Islam, hati mereka menjadi lebih lembut, ibadah lebih khusyuk, dan akhlak lebih baik. Ilmu yang benar akan menuntun langkah mereka dalam menjalani hidup sesuai petunjuk Allah. Seperti air yang menyuburkan tanah kering, literasi Islam akan menghidupkan hati dan menjadikan Islam bukan sekadar identitas, tetapi cahaya dalam kehidupan.

Baca Juga: Jaga Kebersihan Mobil dengan 7 Peralatan Berikut Ini!

Kedua, Mencegah Penyebaran Hoaks dan Kesalahpahaman. Dalam era digital, informasi yang salah sering kali menyebar dengan cepat. Jika umat dalam jama’ah memiliki kemampuan literasi yang baik, mereka dapat menyaring informasi sebelum menyebarkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Cukuplah seseorang dikatakan berdusta jika ia menceritakan setiap yang didengarnya.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu, setiap Muslim dalam jama’ah harus berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi. Sebelum membagikan berita, pastikan kebenarannya dengan merujuk pada sumber yang terpercaya. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga diri dari dosa menyebarkan hoaks, tetapi juga turut menciptakan lingkungan yang lebih aman dan penuh keberkahan.

Ketiga, Membangun Budaya Ilmiah dalam Jama’ah. Jama’ah yang melek literasi akan lebih aktif dalam diskusi keilmuan dan kajian Islam. Mereka tidak hanya menerima ilmu secara pasif, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan pemikiran Islam. Allah berfirman dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11, bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.

Dengan membangun budaya ilmiah, jama’ah akan semakin kuat dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara benar. Diskusi yang berbasis dalil dan pemikiran yang kritis akan melahirkan solusi yang bijak dalam menghadapi berbagai tantangan umat. Inilah yang menjadikan ilmu sebagai cahaya yang menerangi jalan kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.

Baca Juga: Blind Spot Kehidupan, Kesalahan yang Sering Tak Disadari

Keempat, Memperkuat Ukhuwah Islamiyah. Literasi memungkinkan umat memahami konsep ukhuwah Islamiyah secara benar. Mereka dapat membaca sejarah perjuangan Islam dan mengambil pelajaran dari bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat membangun persatuan umat. Kesadaran ini akan mengurangi perpecahan yang sering terjadi akibat kesalahpahaman dan fanatisme buta.

Dengan pemahaman yang baik melalui literasi, umat Islam dapat lebih mudah menanamkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan. Ukhuwah Islamiyah bukan sekadar slogan, tetapi harus diwujudkan dalam sikap toleransi, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama, sehingga Islam benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Kelima, Meningkatkan Kualitas Dakwah. Seorang dai yang melek literasi akan mampu menyampaikan dakwah dengan lebih baik, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan membaca banyak referensi, mereka dapat memberikan dalil yang kuat dan argumentasi yang logis. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri menekankan pentingnya ilmu dalam dakwah, sebagaimana disebutkan dalam hadis, “Sampaikan dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari).

Dengan pemahaman yang benar, setiap individu dalam jama’ah akan lebih menghargai perbedaan dan menjadikannya sebagai kekuatan, bukan sumber perpecahan. Mereka akan lebih mudah bersikap lapang dada, saling mendukung dalam kebaikan, dan mengutamakan kepentingan umat di atas ego pribadi. Inilah esensi ukhuwah Islamiyah yang sejati—persaudaraan yang dilandasi ilmu, keikhlasan, dan kecintaan kepada Allah.

Baca Juga: 10 Rahasia Sukses Hidup yang Jarang Diketahui, Nomor 4 Ampuh!

Keenam, Mengoptimalkan Pengelolaan Ekonomi Jama’ah. Jama’ah yang memiliki literasi keuangan dan bisnis akan mampu mengelola ekonomi secara lebih baik, sesuai dengan prinsip syariah. Mereka akan lebih memahami konsep zakat, wakaf produktif, dan investasi halal, sehingga perekonomian umat bisa tumbuh dan tidak bergantung pada sistem ribawi.

Dengan pemahaman yang baik tentang ekonomi syariah, jama’ah dapat membangun kemandirian finansial yang berlandaskan keberkahan. Mereka akan lebih bijak dalam mengelola harta, mendukung usaha sesama Muslim, serta menghidupkan sistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan. Inilah langkah nyata menuju kesejahteraan umat tanpa terjebak dalam jebakan riba dan eksploitasi.

Ketujuh, Menghasilkan Karya-karya Bermanfaat bagi Umat. Literasi yang baik akan melahirkan penulis, jurnalis, dan ilmuwan Muslim yang menghasilkan karya-karya berkualitas. Buku, artikel, dan media Islam akan berkembang, sehingga umat memiliki referensi yang valid dan tidak bergantung pada sumber-sumber yang kurang kredibel.

Dengan lahirnya lebih banyak penulis dan pemikir Muslim, dakwah Islam akan semakin luas dan mendalam. Karya-karya yang dihasilkan bukan hanya menjadi sumber ilmu, tetapi juga inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus menggali, memahami, dan menyebarkan kebenaran. Inilah salah satu bentuk jihad intelektual, di mana pena menjadi senjata untuk membela Islam dan menerangi umat dengan cahaya ilmu.

Baca Juga: Konferensi Keuangan Islam di Jakarta Soroti Pentingnya Konsep Halal dan Thayyib

Kesembilan, Menguatkan Peran Muslim dalam Media dan Jurnalistik. Dalam dunia yang didominasi oleh informasi, umat Islam yang melek literasi dapat berperan dalam media Islam yang berkualitas. Mereka dapat menulis berita yang benar, membuat konten edukatif, dan melawan narasi negatif terhadap Islam dengan argumentasi ilmiah.

Dengan keterampilan literasi yang kuat, Muslim dapat menjadi suara kebenaran di tengah derasnya arus informasi. Mereka tidak hanya menyampaikan fakta, tetapi juga membela Islam dengan narasi yang adil dan penuh hikmah. Ketika media dikuasai oleh orang-orang yang amanah dan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, maka citra umat akan terjaga, dan kebenaran akan lebih mudah diterima oleh masyarakat luas.

Kesepuluh, Membentuk Generasi Muslim yang Kritis dan Beradab. Jama’ah yang melek literasi akan melahirkan generasi yang berpikir kritis namun tetap beradab. Mereka tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas kebenarannya dan tetap berpegang pada akhlak Islam dalam menyampaikan pendapat.

Generasi yang kritis dan beradab akan selalu mencari kebenaran dengan landasan ilmu, bukan sekadar emosi atau opini semata. Mereka akan berdialog dengan bijak, menghormati perbedaan, dan tetap berpegang teguh pada adab dalam setiap diskusi. Inilah generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam iman dan akhlak, sehingga mampu menjadi pemimpin yang membawa kebaikan bagi umat.

Baca Juga: Kepala BPJPH Akan Tindak Tegas Oknum LPH yang Memungut Biaya Mahal

Kesebelas, Menjadi Umat yang Kuat dan Mandiri. Dengan literasi yang tinggi, umat Islam tidak mudah dijajah pemikirannya oleh ideologi asing yang bertentangan dengan Islam. Mereka dapat membangun sistem pendidikan, ekonomi, dan sosial sendiri yang berlandaskan Islam, sebagaimana diperintahkan Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

Umat yang kuat dan mandiri tidak akan mudah terombang-ambing oleh arus zaman, karena mereka memiliki prinsip yang kokoh dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam. Dengan membangun sistem yang sesuai dengan nilai-nilai syariah, mereka bisa berdiri tegak tanpa bergantung pada pihak lain, serta menjadi pelopor dalam menciptakan peradaban yang bermartabat dan penuh keberkahan.

Keduabelas, Menjaga Kemurnian Ajaran Islam. Dengan literasi, umat dapat mengenali ajaran Islam yang benar dan membedakannya dari ajaran yang menyimpang. Ini penting untuk mencegah bid’ah dan penyimpangan dalam praktik keagamaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya: Kitabullah dan sunnahku.” (HR. Malik).

Ketika umat memiliki pemahaman yang benar, mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh pemikiran yang menyimpang. Dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, mereka dapat menjalankan Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Inilah kunci untuk menjaga kemurnian agama, agar tetap menjadi cahaya yang membimbing kehidupan umat hingga akhir zaman.

Baca Juga: 10 Cara Menjadi Muslim Berdayaguna

Ketigabelas, Menghidupkan Tradisi Keilmuan dalam Jama’ah. Jama’ah yang memiliki budaya literasi akan lebih mudah berkembang dalam bidang keilmuan. Mereka akan memiliki ulama dan intelektual Muslim yang mampu menjawab tantangan zaman dengan solusi berbasis Islam.

Dengan menghidupkan tradisi keilmuan, jama’ah tidak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga pusat peradaban yang melahirkan pemikir dan ilmuwan Muslim. Ilmu yang dikuasai tidak hanya sebatas pengetahuan agama, tetapi juga ilmu dunia yang bermanfaat bagi umat. Dengan demikian, jama’ah dapat menghadapi berbagai tantangan dengan solusi yang bijak, berlandaskan wahyu dan akal yang sehat.

Keempatbelas, Meningkatkan Produktivitas dalam Jama’ah. Literasi yang tinggi akan membuat jama’ah lebih produktif dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka dapat mengelola administrasi, dokumentasi, dan strategi dakwah dengan lebih baik, sehingga gerakan Islam menjadi lebih efektif.

Jama’ah yang produktif akan mampu mengelola waktu, sumber daya, dan program dakwah dengan lebih terstruktur dan terarah. Dengan literasi yang baik, setiap anggota dapat berkontribusi secara maksimal, baik dalam penyebaran ilmu, pengelolaan keuangan, maupun pengembangan berbagai kegiatan Islam. Hasilnya, dakwah menjadi lebih efektif, terukur, dan memberi manfaat luas bagi umat.

Baca Juga: Gamis Warna Denim Cocok dengan Jilbab Warna Apa? Ini Daftarnya!

Kelimabelas, Mengamalkan Islam Secara Kaffah. Literasi yang baik memungkinkan umat memahami Islam secara menyeluruh dan mengamalkannya dalam semua aspek kehidupan. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 208, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaffah.”

Ketika umat memiliki pemahaman yang utuh tentang Islam, mereka tidak hanya beribadah secara ritual, tetapi juga menerapkan ajaran Islam dalam akhlak, ekonomi, pendidikan, dan sosial. Islam menjadi pedoman dalam setiap langkah kehidupan, bukan sekadar simbol atau identitas. Dengan demikian, jama’ah dapat membangun kehidupan yang harmonis, penuh keberkahan, dan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Kekuatan Pikiran dalam Islam: Kunci Menuju Kesuksesan

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur