Daraa, MINA – Jumlah orang yang melarikan menyelamatkan diri meninggalkan Daraa sejak serangan rezim Assad ke wilayah perbatasan Yordania-Israel itu telah meningkat menjadi 150.000 pada hari Jumat (29/), menurut lembaga pertahanan sipil White Helmets di Suriah.
Menurut koresponden kantor berita Anadolu di Yordania, orang-orang berbondong-bondong ke perbatasan Yordania, namun pemerintah di Amman belum mengizinkan mereka masuk ke negara itu.
Pasukan Assad terus mendesak maju dengan serangannya untuk merebut kembali wilayah strategis yang membentang di sepanjang perbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, yang hingga saat ini merupakan bagian dari negosiasi gencatan senjata Amerika Serikat (AS), negosiasi masih berlangsung.
Menurut laporan Daily Sabah, para pengungsi yang berada di dekat Dataran Tinggi Golan pun telah memasang poster untuk tanda-tanda yang bertuliskan “Kami ingin perlindungan dan zona aman” dan “Kejahatan melawan kemanusiaan bila tidak membuka perbatasan bagi para migran”.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Selama 10 hari terakhir, Daraa telah mengalami pemboman udara yang intens dan serangan darat, oleh pasukan rezim Assad – yang didukung oleh kelompok-kelompok milisi Syiah – dan telah menguasai kota-kota Busra al-Harir dan Nahta.
PBB pada hari Selasa (26/6) memperingatkan, bahwa sebanyak 750.000 jiwa berada dalam bahaya di Daraa, dan 45.000 orang mengungsi.
Daerah strategis di sudut barat daya Suriah telah berada di bawah apa yang disebut kesepakatan de-eskalasi yang dicapai antara Rusia, AS dan Yordania pada Juli tahun lalu, tetapi gencatan senjata telah bubar dalam beberapa pekan terakhir.
Moskow adalah sekutu penting Bashar Assad, dan serangan udara Rusia yang diluncurkan pada 2015 telah membantunya merebut kembali wilayah besar negara itu.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, pesawat-pesawat tempur menghantam daerah-daerah yang dikuasai oposisi dengan sebanyak 240 serangan, dengan bom barel mentah jatuh sepanjang hari.
Observatorium menggambarkan serangan udara hari Kamis (28/6) di kota al-Musayfrah di Daraa timur, yang menewaskan 17 orang, sebagai kekerasan terburuk sejak serangan rezim Assad dimulai di daerah itu pada 19 Juni. Observatorium mengatakan sedikitnya lima anak termasuk di antara yang tewas. (T/B05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu