150 Ribu Jamaah Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa 

Ratusan ribu jamaah melaksanakan shalat Jumat ketiga Ramadhan di Masjid Al-Aqsa. (Foto: WAFA)

Yarusalem, MINA – Sebanyak melaksanakan shalat Jumat ketiga (22/4) bulan suci Ramadhan di kompleks di Yerusalem yang diduduki, meskipun Israel memperketat pengamanan.

Ibadah shalat Jumat berlalu dengan damai. Bahkan ribuan warga Palestina sampai shalat di pos pemeriksaan Israel yang mengarah ke Yerusalem dari Tepi Barat setelah dihalangi memasuki kota suci itu.

Menurut Otoritas Wakaf Islam yang dikelola Yordania yang mengawasi kompleks tersebut mengatakan, kebanyakan dari mereka orang Palestina dari Yerusalem, Tepi Barat dan kota-kota Arab di Israel, shalat di Masjid Al-Aqsa Jumat ini di situs tersuci ketiga umat Islam.

Kantor berita WAFA melaporkan, polisi Israel dan pasukan keamanan menutup beberapa jalan dan gang menuju kota tua Yerusalem, memaksa jamaah untuk menggunakan rute yang lebih jauh untuk mencapai tempat suci tersebut.

Pasukan pendudukan Israel juga mengerahkan pasukan dalam jumlah besar di gerbang yang mengarah ke tempat suci, memeriksa kartu identitas jamaah dan melakukan penggeledahan badan ke beberapa jamaah.

Polisi Israel semakin memperketat langkah-langkah keamanan di sekitar tempat suci.

Sebelumnya, sejumlah jamaah di dalam Masjid Al-Aqsa terluka dalam serangan Israel di tempat suci. Serangan itu adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan hampir setiap hari sejak 15 April di mana Polisi Israel telah menggunakan kekuatan brutal terhadap jamaah Muslim dalam upaya untuk mengosongkan komplek Masjid Al-Aqsa untuk memberi jalan bagi kaum radikal Israel untuk merayakan Paskah di sana.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan setidaknya 31 jamaah terluka dalam serangan itu sementara banyak lainnya menderita mati lemas karena menghirup gas air mata. Dikatakan dua dari mereka cedera kritis, sementara 11 lainnya dipindahkan ke rumah sakit.

Israel merebut Yerusalem Timur dari Yordania pada tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas global.(T/R5/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)