Gaza, MINA – Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan rumah sakit di seluruh Jalur Gaza telah menerima 151 martir dalam 24 jam terakhir, termasuk 116 jenazah yang ditemukan dari bawah reruntuhan, beserta 72 korban luka.
Tim penyelamat dan pertahanan sipil terus menghadapi tantangan besar dalam menjangkau para korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan atau tersebar di sepanjang jalan, serta hancurnya infrastruktur utama. Almayadeen melaporkan, Sabtu (11/10)/
Menurut kementerian, total korban syahid akibat genosida Israel, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, kini telah mencapai 67.682 jiwa, dengan 170.033 lainnya luka-luka.
Kementerian juga melaporkan 320 nama telah ditambahkan ke dalam jumlah korban tewas kumulatif setelah komite yudisial yang bertugas melacak orang hilang memverifikasi data korban antara 3 dan 10 Oktober 2025.
Baca Juga: Israel akan Izinkan Warga Gaza Pulang Lewat Rafah untuk Pertama Kalinya
Sementara itu, otoritas kesehatan memperingatkan akan bencana kemanusiaan yang semakin dalam, dengan mengungkapkan bahwa 463 kematian telah tercatat akibat kelaparan dan malnutrisi parah, termasuk 157 anak-anak.
Sejak Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) secara resmi menyatakan bencana kelaparan di Gaza, setidaknya 185 kematian terkait telah dikonfirmasi, 42 di antaranya adalah anak-anak.
Mahmoud Basal, Juru Bicara Pertahanan Sipil Gaza, mengumumkan pada Sabtu (11/10) bahwa jumlah orang hilang di Jalur Gaza meningkat menjadi 9.500, setelah 735 hari genosida yang tak henti-hentinya di wilayah kantong tersebut.
Sementara itu, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa agresi Israel yang sedang berlangsung telah mengakibatkan pengungsian massal penduduk Gaza, dengan banyak keluarga terpaksa mengungsi berulang kali di tengah pemboman yang terus-menerus.
Baca Juga: Israel Curi Organ dan Tahan Jenazah Warga Palestina
Menurut UNRWA, sekitar 80% dari seluruh bangunan di Gaza telah hancur atau rusak parah, sementara hampir semua fasilitas UNRWA mengalami kerusakan signifikan akibat serangan Israel.
Badan tersebut juga mendokumentasikan lebih dari 790 serangan langsung terhadap tenaga kesehatan, pasien, dan fasilitas medis sejak dimulainya perang pada Oktober 2023.
UNRWA mengonfirmasi 370 stafnya syahid dalam serangan tersebut. Kurang dari 40% rumah sakit masih beroperasi, semuanya hanya berfungsi sebagian karena serangan yang sedang berlangsung dan kekurangan sumber daya.
UNRWA lebih lanjut mencatat bahwa 92% sekolah di Gaza sekarang membutuhkan rekonstruksi lengkap atau perbaikan besar, dengan sekitar 90% sekolah yang dikelola UNRWA rusak akibat serangan udara berulang kali. []
Baca Juga: Gencatan Senjata Gaza, Penyeberangan Rafah Akan Dibuka Pekan Depan
Mi’raj News Agency (MINA)