170 EKSTRIMIS DAN RABI YAHUDI SERBU MASJID AL-AQSHA
Sumber-sumber Palestina mengatakan bahwa para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi melakukan tur dan ritual ibadah di tengah jamaah muslim dan penjaga Masjid Al-Aqsha dalam suasana penuh dengan kemarahan dan ketegangan.
Para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi menyerbu kiblat pertama umat Islam itu pada Ahad (22/9) di bawah perlindungan polisi Israel sebagaimana dilansir Anadolu Agency yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Dalam penyerbuan itu, seorang rabi Yahudi yang juga Kepala Yayasan Budaya Kuil Yahudi, Yehuda Glick memberikan penjelasan tentang apa yang disebut dengan ‘kuil’ dugaan Yahudi di atas Masjid Al-Aqsha.
“Jumlah pemukim ilegal ekstrimis Yahudi yang menyerbu Masjid Al-Aqsha diperkirakan akan terus meningkat,” kata Yayasan Al-Aqsha.
Jamaah muslim yang berada di dalam masjid mencoba untuk melawan para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi itu dengan melakukan aksi protes dan meneriakkan Takbir “Allah Maha Besar,“ dan slogan untuk melindungi Masjid Al-Aqsha.
Masjid Al-Aqsha merupakan salah satu dari situs tersuci ketiga bagi umat Islam menjadi target pelanggaran terbaru oleh pemukim ilegal ekstrimis Yahudi pada hampir setiap hari di bawah pengawasan polisi dan pasukan militer Israel.
Knesset (parlemen Israel) sebelumnya menyerukan membuka kompleks masjid itu untuk orang-orang Yahudi pada semua hari libur Yahudi. Kunjungan provokatif di halaman Masjid Al-Aqsha oleh ekstremis Yahudi telah meningkat akhir-akhir ini menyusul adanya hari raya Yahudi.
Yahudi menyebut Al-Aqsha sebagai Kuil dugaan Yahudi atau “Temple Mount,” mengklaim daerah itu menjadi tempat dua kuil Yahudi di zaman kuno yang telah hancur.
Penodaan Al-Aqsha Selama Hari Raya Yahudi
Masjid Al-Aqsha, tempat suci ketiga Islam, menjadi sasaran pelanggaran dan penodaan berulang-ulang oleh para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi, terutama pada hari raya Yahudi, mengakibatkan muslim Palestina tertekan.
Kelompok pemukim ilegal ekstrimis Yahudi hampir setiap hari masuk ke tempat suci dan mengatur tur di dalamnya pada waktu yang ditentukan sebagai bagian dari skema untuk membaginya secara temporal.
Pekan lalu, Menteri Perumahan Israel Uri Ariel memasuki kompleks masjid bersama pengawalnya dan polisi Israel.
Satu hari kemudian, puluhan pemukim Yahudi yang didukung oleh pasukan keamanan Israel, menyerbu kompleks dan melakukan ibadah-ibadah Yahudi di situs keagamaan Islam tersebut.
Untuk bagiannya, koran berbahasa Ibrani Ma’ariv mengatakan baru-baru ini bahwa telah terjadi peningkatan jumlah orang Yahudi memasuki Masjid Al-Aqsha untuk melakukan ritual Talmud.
Muslim Palestina takut akan kenaikan jumlah kunjungan Yahudi ke lingkungan Masjid Al-Aqsha merupakan awal membagi atau mengubah Masjid Al-Aqsha secara total menjadi kuil Yahudi.
Sementara itu, Yayasan Al-Aqsha memperingatkan upaya oleh kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsha selama hari raya Yahudi yang berlangsung dari tanggal 8-25 September 2013.
Yayasan Al-Aqsha mengatakan bahwa kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi melakukan kampanye untuk membangun sebuah kuil Yahudi di lokasi yang menembus semua segmen masyarakat Israel untuk menyebarkan propaganda (gagasan) Kuil dugaan Yahudi mereka dan mendorong meningkatnya kehadiran mereka di masjid.”
Yayasan Al-Aqsha menyerukan penduduk muslim Palestina untuk mengintensifkan kehadiran mereka di tempat suci untuk melawan metode yang digunakan oleh kelompok Kuil dugaan Yahudi. (T/P08/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)