Madaya, 29 Rabi’ul Awwal 1436/9 Januari 2016 (MINA) – Lebih dari 20.000 anak-anak di sebuah kota Suriah yang terkepung, Madaya, beresiko mengalami kelaparan.
Juru bicara UNICEF Christophe Boulierac mengatakan dalam konferensi pers di Kantor PBB di Jenewa, Jumat (8/1), hampir 42.000 orang yang tersisa di Madaya beresiko kelaparan lebih lanjut dan setengah dari mereka adalah anak-anak.
Rezim Suriah telah setuju untuk mengizinkan bantuan ke wilayah terkepung Madaya di mana warga dilaporkan banyak menjadi korban kelaparan, demikian laporan Worldbulletin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
PBB mengatakan pengiriman bantuan akan mencapai Madaya dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Selain memberikan bantuan ke Madaya, PBB juga akan memberikan bantuan kepada dua kota Suriah lainnya, Foah dan Kefraya, di Provinsi Idlib yang dikepung oleh kelompok oposisi.
Konflik Suriah, yang akan memasuki tahun keenam pada awal 2016, telah menewaskan lebih dari 250.000 orang tewas dan mengubah negara itu menjadi sumber pengungsi dan orang terlantar terbesar di dunia.
Hampir delapan juta korban pengungsi dan lebih dari empat juta telah melarikan diri ke negara-negara terdekat sejak konflik dimulai.
Sumber-sumber lokal mengatakan harga pangan naik secara drastis sejak blokade rezim pemerintah dimulai. Harga satu kilogram beras melonjak menjadi 115 Dolar AS (sekitar 1,6 juta rupiah).
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Sementara itu, Samir Tateen, anggota dari Komite Koordinasi Suriah, mengatakan sekitar 70 orang meninggal karena kelaparan dan 50 lainnya meninggal karena berbagai penyakit dalam enam bulan terakhir ini.
Sekitar 4,5 juta orang tinggal di daerah yang sulit dijangkau di seluruh Suriah, hampir 400.000 dari mereka berada di zona terkepung dengan sedikit atau tanpa akses pasokan kebutuhan harian atau bantuan, demikian menurut laporan PBB. (T/P005/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB