Washington, DC, MINA – Setidaknya 20 staf Gedung Putih mengecam Presiden Joe Biden karena gagal menegakkan ultimatum agar Israel mengambil “tindakan konkret” untuk memperbaiki krisis kemanusiaan di Gaza, atau menghadapi risiko pembatasan pengiriman senjata Amerika.
Dilansir dari TRT World, peringatan pada 13 Oktober dikeluarkan dalam surat yang dikirim oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, yang memberi Israel waktu 30 hari untuk mengambil langkah-langkah khusus guna memperbaiki situasi, termasuk mengizinkan minimal 350 truk bantuan memasuki Gaza setiap hari.
Batas waktu telah tiba dan berlalu dengan kelompok-kelompok bantuan yang mengatakan bahwa situasi di Gaza memburuk selama bulan tersebut, khususnya di Gaza Utara, tempat pasukan Israel telah melancarkan operasi besar-besaran yang menewaskan ratusan warga sipil dan menghentikan pengiriman bantuan.
Koalisi yang terdiri dari delapan kelompok bantuan mengatakan, Israel “terus-menerus gagal” memfasilitasi bantuan. Mereka memperingatkan bahwa “masyarakat di Gaza kelaparan” karena “operasi militer Israel telah menolak memberikan bantuan pangan dan kebutuhan pokok yang penting, yang pada gilirannya menyebabkan kondisi yang mendekati kelaparan bagi 800.000 warga sipil Palestina di Gaza.”
Baca Juga: Komunitas Arab di Inggris Desak PM Keir Starmer Hentikan Genosida di Gaza
“Anda kehabisan waktu untuk melakukan hal yang benar, tetapi tindakan tegas dapat menyelamatkan nyawa yang berharga dalam dua bulan ke depan,” tulis para staf tersebut, menurut salinan surat mereka yang diperoleh oleh kantor berita Politico.
Itu adalah surat terakhir yang ditulis oleh staf Biden yang memperingatkan tentang bahaya melanjutkan status quo terhadap Israel. Namun, Presiden Biden bergeming, baru pekan lalu ketika tenggat waktunya hampir berakhir dengan cepat, ia bersumpah bahwa komitmen Washington terhadap keamanan Israel tetap “kuat.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Di KTT G20 Brasil, Erdogan Tegaskan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza