Washington, MINA – Lembaga Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) memperingati 20 tahun serangan 11/9 dengan mencoba meningkatkan kesadaran akan islamofobia yang dialami Muslim selama dua dekade terakhir, serta kontribusi mereka kepada masyarakat.
“Meskipun islamofobia, Muslim Amerika percaya pada konstitusi, dan mereka percaya pada janji Amerika,” kata Nihad Awad, Direktur Eksekutif CAIR, saat berbicara pada konferensi pers streaming langsung Jumat pagi (10/9) menjelang peringatan 20 tahun serangan terhadap New York dan Washington.
Dia kemudian menyoroti berbagai bidang yang telah disumbangkan oleh umat Islam, termasuk seni, politik, dan Pendidikan, The New Arab melaporkan.
“Komunitas kami telah tangguh, dibantu oleh begitu banyak sekutu di komunitas kami pada umumnya,” katanya.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Mengingat langkah mereka selama dua dekade terakhir, ia yakin bahwa umat Islam berada dalam posisi yang jauh lebih kuat daripada mereka pada waktu lalu.
Namun demikian, survei tentang pengalaman hidup Muslim Amerika yang mereka lakukan dan bagikan pada konferensi pers, menunjukkan bahwa mereka masih melihat tingkat bias yang tinggi terhadap komunitas mereka.
Dari mereka yang disurvei, 60 persen mengatakan bahwa mereka telah mengalami satu atau lebih insiden kefanatikan atau diskriminasi anti-Muslim sejak 11/9; 34 persen mengatakan bahwa retorika anti-Muslim berdampak pada kesehatan mental mereka; 63 persen tidak yakin akurasi media tentang Muslim telah meningkat sejak 11/9.
Di situs web CAIR, tersedia cakupan sejumlah pertanyaan rinci tentang marginalisasi Muslim, laporan itu juga mencakup bidang ketahanan di masyarakat.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Konferensi diakhiri dengan kesaksian seorang pria Muslim setempat yang keluarganya telah dilecehkan oleh tetangga mereka selama beberapa bulan terakhir karena agama mereka.
Berbulan-bulan vandalisme akhirnya meningkat pekan ini menjadi serangan verbal terhadap putri keluarganya.
Pernyataannya menunjukkan bahwa di saat banyak Muslim di Amerika telah membuat langkah besar, banyak juga yang tetap terpinggirkan. (T/RI-1/P1
Mi’raj News Agency (MINA)