Hubei, MINA – Lima kota di provinsi Hubei, China tengah, telah menyatakan “peringatan merah” setelah hujan lebat menyebabkan 21 orang tewas dan memaksa evakuasi hampir 6.000 orang, media pemerintah melaporkan.
Kematian dicatat di Kota Liulin, bagian dari Kota Suizhou di utara provinsi tersebut, demikian Xinhua melaporkan, Jumat (13/8).
Lebih dari 2.700 rumah dan toko mengalami kerusakan akibat banjir dan listrik, transportasi dan komunikasi juga terganggu.
Menurut laporan terpisah oleh surat kabar Global Times yang dikelola pemerintah, curah hujan di beberapa kota di Suizhou melebihi 100mm (3,9 inci) dari Rabu malam hingga Kamis pagi, dan itu memicu banjir.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Dilaporkan, beberapa toko di sepanjang pinggir jalan terendam banjir dengan ketinggian air mencapai lantai dua. Wilayah itu kehabisan listrik dan air keran, otoritas penyelamatan provinsi Hubei.
Kru penyelamat telah dikirim ke daerah yang terkena dampak terburuk, termasuk kota Suizhou, Xiangyang dan Xiaogan, kata Kementerian Manajemen Darurat China.
Kota Yicheng juga mengalami rekor curah hujan 400 mm (15,7 inci) pada Kamis (12/8).
Menurut China News, sebanyak 774 waduk di Hubei telah melampaui tingkat peringatan banjir pada Kamis (12/8) malam.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Sebanyak 44 waduk di Yicheng telah melampaui batas banjir, memaksa kota tersebut untuk mengirimkan tim penyelamat darurat,” kata laporan itu.
Cuaca ekstrem di provinsi ini menyebabkan pemadaman listrik yang meluas dan merusak lebih dari 3.600 rumah serta 8.110 hektar (20.040 hektar) tanaman.
Total kerugian diperkirakan mencapai 108 juta yuan Tiongkok ($16,67 juta).
Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa cuaca ekstrem sekarang menjadi lebih sering sebagai akibat dari perubahan iklim. (T/R6/P1)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Mi’raj News Agency (MINA)