Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

22.105 KK Terdampak Banjir Sungai Citarum di Kab. Bandung

Rendi Setiawan - Jumat, 8 Maret 2019 - 00:05 WIB

Jumat, 8 Maret 2019 - 00:05 WIB

1 Views

Luapan Sungai Citarum di Kabupaten Bandung menyebabkan banjir di sejumlah titik. (dok. BNPB)

Bandung, MINA – Hujan berintensitas sedang hingga tinggi yang turun sejak Rabu (6/3) telah menyebabkan banjir yang berdampak pada 22.105 Kepala Keluarga (KK) di 12 desa, 10 kecamatan di Kabupaten Bandung akibat dari meluapnya Sungai Citarum.

“Daerah yang banjir ada di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, Rancaekek, Cileunyi, Majalaya, Banjaran, Cicalengka, Kutawaringin, dan Ibun,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Dalam keterangannya yang diterima MINA, Kamis (7/3), Sutopo mengungkapkan, banjir disebabkan luapan Sungai Citarum dan drainase yang tidak mampu mengalirkan aliran permukaan. Tinggi banjir antara 40 cm hingga 280 cm.

Wilayah terdampak banjir dengan sebaran: Kecamatan Baleendah 5.271 KK, Kecamatan. Dayeuhkolot 3.005 KK, Kecamatan Bojongsoang 2.370 KK, Kecamatan Rancaekek 3.383 KK, Kecamatan Cileunyi 3.373 KK, Kecamatan Majalaya 1.929 KK, Kecamatan Banjaran 2.414 KK, Kecamatan Cicalengka 85 KK, Kecamatan Kutawaringin 25 KK dan Kecamatan Ibun 250 KK.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

Meskipun banjir melanda cukup luas dan rumah warga terendam banjir, namun hanya ada 90 KK atau 283 jiwa yang mengungsi. Sebaran pengungsi sebagai berikut: Kec. Dayeuhkolot 5 KK/17 jiwa, Kec. Baleendah: 68 KK/226 jiwa dan Kec. Bojongsoang: 17 KK/40 jiwa.

Sutopo menegaskan, BPBD Kab. Bandung bersama TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, dan relawan telah melakukan evakuasi korban. Bantuan terus berdatangan untuk disalurkan kepada para pengungsi terdampak banjir.

“Banjir terus berulang di daerah ini memerlukan penanganan DAS Citarum secara komprehensif. Daerah Baleendah dan sekitarnya merupakan permukiman dan industri yang padat penduduknya.  Kondisi topografi cekung dengan dasar Sungai Citarum dangkal karena sedimentasi,” ujarnya.

Sutopo mengatakan, seringnya banjir melanda permukiman menyebabkan masyarakat sudah beradaptasi dengan kondisi alam yang ada. Masyarakat sudah menyiapkan perahu dan mengetahui kemana mereka harus mengungsi. Jarang ada korban jiwa meskipun mereka sering dilanda banjir. (T/R06/P1)

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

BNPB: Sepuluh Jembatan Terputus Akibat Banjir dan Longsor Sukabumi (foto: BNPB)
Indonesia
Indonesia
Indonesia
BNPB: Sepuluh Jembatan Terputus Akibat Banjir dan Longsor Sukabumi (foto: BNPB)
Indonesia
Indonesia
Indonesia