Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

230 Santri Pesantren Tahfizh Al Uswah Gelar Wisuda di Cianjur

kurnia - Senin, 4 Juni 2018 - 12:47 WIB

Senin, 4 Juni 2018 - 12:47 WIB

20 Views ㅤ

Foto: MINA

Cianjur, MINA – Pesantren Tahfizh Al Uswah menggelar prosesi wisuda Tahfidz (IV) 2018 untuk 230 orang santrinya di Cianjur, Ahad (3/6). Para santri kelas 1 sampai 6 SD menguasai berbagai hafalan isi Al-Quran.

Kepala Sekolah SD Islam Pesantren Tahfiz Al Uswah Rohmat Soleh mengatakan, rangkaian dari wisuda ini tidak lain yang paling penting adalah menjadikan Al-Quran sebagai cerminan akhlaq keseharian para santri.

“Nilai besar-besar, raport bagus, akan tetapi kita tidak hanya itu. Namun anak anak bisa berakhlaq mulai berkat Al-Quran sebagaimana akhlaq yang di contohkan Rasul” kata Rohmat.

Dia juga menambahkan, proses anak didiknya yang berada di bawah naungan pesantren Tahfizh Al-Uswah bisa menghafal Al-Quran karena kerjasama dan didorong oleh motivasi para orang tua wali murid.

Baca Juga: Tips Sehat untuk Peserta Taklim Pusat Agar Dapat Menyerap Ilmu dengan Baik

Menurutnya, orang tua, akan mendapatkan keberkahan dari hafalan Al-Quran anak-anaknya. “Anak-anak ingin  pendidikan agama yang terbaik,” katanya.

Menurut Manager Tahfiz Al Uswah Bunda Ratih Aryani , adanya wisuda bagian dari penghargaan kepada para santri yang berusaha sekuat tenaga untuk menghafal Al-Quran.

“Program tahunan, bukan hanya kelas 6, didapat setiap tahun. Wisuda merupakan bentuk penghargaan bagi penghafal Al-Quran. Anak-anak berjuang, memasukkan ayat Al-Quran ke dalam ruhnya,” kata Ratih.

“Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam. Di dalamnya terkandung berbagai ilmu pengetahuan untuk manusia. Untuk itu membacanya termasuk suatu kebaikan bahkan kewajiban. Selain itu, Al-Qur’an berisi petunjuk untuk hidup manusia,” kata dia.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Ini

Ia juga menuturkan untuk mengamalkannya harus dimulai dari membacanya. Setelah dibaca, isinya pun harus dijaga. Caranya dengan memahami isi Al-Qur’an dari artinya.

“Tidak hanya dipahami artinya, harus juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, beberapa orang yang ingin menjaga sepenuh hati Al-Qur’an juga menghafalkan ayat-ayat di dalamnya,” kata Ratih. (L/R03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Sudah 2.000 Jamaah Hadir di Taklim Pusat 1446 H

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
MINA Millenia
MINA Millenia
MINA Preneur
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kata Mereka