Semarang, MINA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan, pada musim kemarau tahun ini, ada 2500 desa di Jateng yang rawan bencana kekeringan dan tujuh diantaranya termasuk rawan tinggi.
“Ada 2500-an desa mengalami rawan kekeringan sedang dan tujuh desa tergolong rawan tinggi,” ungkap Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng Dikki Rulli Perkasa kepada media, di Semarang, Rabu (2/8).
Menurutnya dari tujuh desa yang rawan tinggi, enam desa ada di Kabupaten Boyolali, yakni Desa Kedungmulyo, Desa Wonoharjo, Desa Ngaren, Desa Kalimati, Desa Sumbeng, dan Desa Cerme, sedangkan satu lagi di Kabupaten Demak yaitu Desa Sukorejo.
“Ada tujuh desa yang merupakan rawan tinggi dan juga ada 2.500-an desa itu rawan sedang. Nah inilah peta-peta, pola-pola yang sudah kita lihat. Kalau melihat dari gambarnya sebenarnya banyak di sisi utara, tapi sisi selatan juga ada terutama di daerah apa namanya itu sisi barat Jateng,” ujarnya.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Pada musim kemarau tahun ini, BPBD Jateng mewaspadai tujuh desa dengan tingkat kerawanan kekeringan tinggi, sehingga memerlukan penanganan khusus.
Diungkapkan, BPBD Jateng juga mencatat hingga awal Agustus 2023 terdapat 114 desa yang tersebar di 18 kabupaten/kota mengalami krisis air bersih terdampak musim kemarau.
BPBD Jateng telah menyalurkan bantuan air bersih ke beberapa daerah yang terdampak musim kemarau pada tahun 2023.
“Hingga saat ini telah dilakukan pengiriman sebanyak 709 tangki air bersih atau setara 3,5 juta liter air bersih ke desa terdampak kemarau,” kata Dikki.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
BPBD Jateng mengimbau masyarakat agar segera menghubungi pihak terkait jika terjadi krisis air bersih di daerahnya masing-masing. “Dengan demikian bisa segera ditindaklanjuti sehingga dampak tidak meluas,” katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan fenomena El Nino akan menerjang Indonesia pada tahun ini yang berdampak musim kemarau menjadi berkepanjangan. (L/B04/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga