Baitul Maqdis, Palestina, MINA – Sebuah laporan yang dirilis Pusat Quds untuk Studi Palestina dan Israel mengungkapkan, sekitar 2.500 pemukim ilegal Israel masuk ke masjid Al Aqsa selama bulan Juli 2019 lalu.
Laporan yang dikutip MINA dari Quds News Network, Selasa, (6/8) itu mengatakan, bahkan para pejabat Israel memimpin penyerangan pemukim ilegal zionis Yahudi Israel, termasuk Menteri Pertanian Israel dan para pejabat tentara Israel.
Bulan lalu saksi mata juga menyaksikan seruan oleh sebuah LSM pemukim ilegal Yahudi untuk berpartisipasi dalam penyerbuan massal ke Masjid Al-Aqsa guna merayakan hari libur Yahudi.
Laporan juga menyebutkan, pemerintah Israel memfasilitasi pemukim Zionis untuk menyerang jamaah hingga merasa bebas melakukan ritual dan menari di halaman masjid suci.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Sementara di saat yang sama jamaah kaum muslimin mengalamai kesulitan , dilarang masuk ke Masjid Al-Aqsa bahkan untuk sholat dan justru kemudian ditangkap.
Masjid Aqsa dinodai setiap hari oleh pemukim Yahudi di pagi dan sore hari. Polisi pendudukan Israel pada Senin, (5/8) pagi mengizinkan sejumlah pemukim Yahudi menodai halaman Masjid Aqsa.
Lebih dari 75 pemukim, termasuk pelajar agama, memasuki Masjid melalui Gerbang al-Maghariba dan berkeliling ke halamannya di bawah perlindungan polisi, menurut sumber setempat.
Polisi Israel menutup Gerbang al-Maghariba, yang digunakan oleh orang Yahudi untuk memasuki Masjid, pada pukul 10:30 pagi setelah para pemukim menyelesaikan tur pagi mereka di Kiblat Pertama umat Islam tersebut.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Kemudian pada sore harinya, gerbang yang sama dibuka kembali untuk wisata malam oleh pemukim. Selama kehadiran pemukim di dalam kompleks Masjid, pembatasan masuk dikenakan pada jamaah Muslim di pintu masuk menuju Masjid dan Identitas mereka disita sampai mereka meninggalkan Al-Quds. (T/sry/B01/RS1).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza