Sana’a, 5 Sya’ban 1435/3 Juni 2014 (MINA) – Sedikitnya empat warga tewas dan 25 lainnya terluka dalam bentrokan antara tentara Yaman dan oposisi Houthi di daerah dekat ibukota Sana’a. Sumber medis setempat juga mengatakan, Senin (2/6), tujuh tentara Yaman dan 18 oposisi Houthi tewas dalam bentrokan.
Sebanyak 16 tentara Yaman terluka dalam pertempuran itu, demikian dilaporkan Press Tv yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa. Mereka juga mencatat bahwa konfrontasi mematikan, berawal saat tentara mencoba untuk mengusir kelompok Houthi dari wilayah strategis dekat kota Amran.
Gerakan Houthi Yaman, yang menarik namanya dari suku pemimpin pendiri Hussein Badreddin al-Houthi, telah berjuang melawan pemerintah pusat di Sana’a selama bertahun-tahun. Para pejuang Syiah menyalahkan pemerintah atas marginalisasi politik, ekonomi, agama masyarakat Syiah dan melanggar hak-hak sipil mereka.
Pada Februari, pemerintah Yaman setuju untuk mengubah negara Arab yang miskin ke dalam federasi sebagai bagian dari transisi politik. Hal ini akan menciptakan empat wilayah di utara dan dua di selatan. Tapi rencana pemerintah itu menolak mentah-mentah oleh kedua kelompok separatis di selatan dan para pejuang Houthi, yang berpendapat bahwa inisiatif akan membagi Yaman ke daerah kaya dan miskin.
Baca Juga: Langgar Gencatan Senjata, Israel Serang Lebanon Tewaskan Satu Warga
Gerakan Houthi juga memainkan peran kunci dalam revolusi populer yang memaksa mantan diktator Ali Abdullah Saleh untuk mundur pada Februari 2012. Yaman bagian utara dan bagian Selatan adalah suatu negara yang terpisah sebelum tahun 1982 namun Ali Abdullah Saleh berhasil menyatukan kedua Yaman. Meski adanya perbedaan antara Utara dan Selatan tetapi kedua bagian Yaman tersebut hidup rukun hingga tahun 2004. Api pemberontakan Houthi dimulai tahun 2004 ketika pemimpin Houthi Hussein Badaruddin memproklamirkan dirinya sebagai Amirul Mukminin namun pemberontakan tersebut dapat mereda sampai tahun 2009.
Beberapa bulan lalu Houthi kembali mengadakan perlawanan terhadap pemerintahan Yaman. Presiden Yaman memerintahkan untuk menghabisi pemberontakan tersebut dengan operasi militer besar-besaran. Yaman juga menggunakan beberapa pesawat tempur untuk menggempur basis Houthi. Keberanian Houthi kali ini bukan tanpa sebab.
Tanpa dukungan persenjataan dan politik, pemberontak Houthi tentu tidak akan berdaya di antara pasukan Yaman dan Pasukan Kerajaan Saudi yang mempunyai militer yang kuat. Pemberontak Houthi hanya memiliki maksimum 4.000 milisi sedangkan Pasukan Yaman berjumlah 78.000 personil dan Saudi memiliki sekitar 120.000 prajurit dan 130.000 prajurit pengawal nasional. (T/P012/EO2) Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prabowo, Pangeran MBS Serukan Aksi Nyata Hentikan Krisis Gaza