Semarang, MINA – Sebanyak 29 ribu calon jamaah haji asal Provinsi Jawa Tengah akan berangkat ke tanah sucu Mekkah Arab Saudi tahun ini.
Hal itu diketahui setelah Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah mendapatkan kepastian jumlah kuota haji tahun 2023.
Angka tersebut merupakan jumlah pendaftar di tahun 2012. Direncanakan, jamaah haji akan berangkat awal Juni tahun ini.
Plt Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Jateng, Fitriyanto mengungkapkan angka tersebut dipastikan setelah Kemenag RI menetapkan kuota jamaah haji di Indonesia.
Baca Juga: Guru Besar UNY Paparkan Pentingnya Pahami Sejarah untuk Bebaskan Palestina
“Kuota haji di jateng ada 29 ribu jamaah untuk pemberangkatan tahun ini,” kata Fitriyanto di Semarang, Jumat (13/1).
Menurutnya, sempat ada perubahan data lantaran ada calon jamaah yang mengundurkan diri karena usia di atas 65 tahun.
Adapun kini, syarat untuk jamaah haji tidak dibatasi usia.
“Kemarin waktu pandemi Pemerintah Arab Saudi menetapkan pemberangkatan haji tidak berlaku untuk usia di atas 65 tahun,” imbuhnya.
Baca Juga: Jamaah Haji Indonesia Diminta Simpan Alamat Hotel dan Manfaatkan Waktu di Masjid Nabawi
Pihaknya pun segera mengumumkan kepada jamaah haji melalui koordinator per kabupaten. Sementara, masa tunggu jamaah haji di Jateng, mencapai 32 tahun.
“Waktu pandemi kemarin memang ada perubahan. Tapi kalau normalnya 32 tahun,” tambahnya.
Terkait Biaya Perjalanan Ibadah (Bipih), Fitriyanto menjelaskan, pihaknya belum mengetahui besaran biaya perjalanan haji tahun ini.
“Belum tahu besaran biayanya. Masih nunggu dari pusat,” jelasnya.
Baca Juga: Presiden Resmikan Terminal Baru Khusus Haji dan Umroh di Bandara Soekarno-Hatta
Selain itu, calon jamaah haji juga wajib untuk melakukan vaksin meningitis sebelum pemberangkatan Juni tahun ini.
“Vaksin meningitis masih diberlakukan untuk haji,” tegasnya.
Kepada calon jamaah haji, pihaknya juga mengimbau agar senantiasa menjaga kesehatan.
Jika tidak, kata dia, calon jamaah haji tidak dinyatakan sehat, maka tidak bisa berangkat.
Baca Juga: Pakar Sejarah Ungkap Akar Gagalnya Kemerdekaan Palestina
“Nanti tinggal skrining kesehatan. Kalau kesehatan memenuhi ya berangkat. Kalau tidak memenuhi syarat tidak bisa berangkat,” pungkasnya. (R/B04/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Analisa Sejarah “Mengapa Palestina Gagal Merdeka”