Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

3.617 Warga Sindang Jaya Terjangkit ISPA Akibat Pembakaran Sampah Ilegal

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 42 detik yang lalu

42 detik yang lalu

0 Views

ilustrasi seseorang terserang ISPA (foto: dok MINA)

Tangerang, MINA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Banten, mencatat sebanyak 3.617 warga di Kecamatan Sindang Jaya terjangkit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) sepanjang Januari hingga September 2025. Kasus ini meningkat akibat aktivitas pembakaran sampah oleh lapak limbah ilegal di wilayah tersebut.

Kepala Puskesmas Sindang Jaya, Dewi Anita Etikasari, mengatakan bahwa penyebab utama kasus ISPA berasal dari infeksi virus dan bakteri yang mudah menular, ditambah faktor pencemaran udara dari pembakaran sampah.

“Abu sisa pembakaran mengandung logam berat seperti merkuri dan timbal yang dapat mencemari tanah, air, udara, hingga rantai makanan, yang dalam jangka panjang berpotensi membahayakan kesehatan manusia maupun hewan,” ujar Dewi di Tangerang, Ahad (5/10).

Dewi menambahkan, lonjakan kasus ISPA di Sindang Jaya membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang segera menyiapkan langkah pemeriksaan kesehatan massal terhadap warga yang bermukim di sekitar lapak limbah ilegal tersebut.

Baca Juga: F-16 “Naga Fly” Hiasi Langit Monas pada Puncak HUT ke-80 TNI

“Iya, kami akan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga dalam waktu dekat ini,” tegasnya.

Kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) masih menjadi salah satu penyakit yang paling sering diderita masyarakat Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, ISPA menempati urutan atas penyakit menular dengan jumlah kasus jutaan setiap tahunnya.

Faktor pencemaran udara, terutama akibat asap kendaraan, pembakaran sampah, dan polusi industri, menjadi pemicu utama meningkatnya kasus ISPA di berbagai daerah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menegaskan, paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti asma, bronkitis, hingga kanker paru-paru.

Baca Juga: Presiden Prabowo Ucapkan Dirgahayu TNI, Tentara Benteng NKRI

Kondisi ini semakin berbahaya jika polutan mengandung logam berat, seperti merkuri dan timbal, yang dapat merusak sistem pernapasan serta menimbulkan dampak kesehatan lintas generasi. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jakarta Masuk Daftar Kota dengan Polusi Udara Tinggi, IQAir Keluarkan Peringatan

Rekomendasi untuk Anda