Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

3 Cara Mengubah Pikiran Negatif Menjadi Positif dengan Dzikir dan Doa

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 2 jam yang lalu

2 jam yang lalu

5 Views

Pikiran negatif ini bagaikan racun yang perlahan menggerogoti jiwa. Ia bisa membuat seseorang sulit tidur, kehilangan semangat, bahkan merasa jauh dari rahmat Allah.(Foto: ig)

HIDUP manusia tidak pernah lepas dari ujian. Ada masa di mana hati terasa lapang dan penuh semangat, tetapi ada juga masa ketika pikiran dipenuhi dengan rasa cemas, putus asa, dan prasangka buruk.

Pikiran negatif ini bagaikan racun yang perlahan menggerogoti jiwa. Ia bisa membuat seseorang sulit tidur, kehilangan semangat, bahkan merasa jauh dari rahmat Allah. Namun Islam mengajarkan jalan keluar yang indah: dzikir dan doa. Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang, dan pikiran yang keruh dapat berubah menjadi jernih.

Allah menegaskan dalam Al-Qur’an, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Qs. Ar-Ra’d: 28).

Ayat ini mengandung pesan mendalam: ketika pikiran sedang gelap dan hati dipenuhi kekhawatiran, obatnya adalah kembali kepada Allah. Dzikir dan doa bukan sekadar lafaz di bibir, tetapi jembatan menuju ketenteraman batin. Berikut tiga cara sederhana namun dahsyat untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif melalui dzikir dan doa.

Baca Juga: Bisnis Adalah Jalan Perjuangan, Bukan Jalan Pintas

1. Mengisi Pikiran dengan Kalimat Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Pikiran negatif sering kali muncul karena fokus kita hanya pada kekurangan dan masalah. Kita lupa melihat nikmat yang jauh lebih besar. Dengan dzikir tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar), kita diajak untuk menata ulang sudut pandang.

Ketika mengucapkan Subhanallah (Maha Suci Allah), hati diingatkan bahwa segala kekurangan hanya milik manusia, bukan milik Allah. Dengan Alhamdulillah, kita belajar bersyukur bahkan di tengah kesempitan. Dan dengan Allahu Akbar, kita menyadari bahwa sebesar apapun masalah, Allah jauh lebih besar dan lebih berkuasa.

Rasulullah SAW bersabda, “Kalimat yang paling dicintai oleh Allah ada empat: Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu Akbar. Tidak masalah dengan kata mana engkau memulai.” (HR. Muslim).

Dengan memperbanyak kalimat ini, perlahan hati yang dipenuhi rasa sempit akan diluaskan oleh Allah. Pikiran yang tadinya terjebak dalam rasa takut dan cemas, akan berganti dengan keyakinan bahwa Allah selalu punya jalan keluar.

Baca Juga: Bisnis dengan Allah: Perniagaan yang Tak Pernah Merugi

2. Menenangkan Jiwa dengan Istighfar dan Doa Perlindungan

Salah satu sebab pikiran negatif adalah dosa yang menumpuk. Dosa membuat hati gelisah, resah, dan jauh dari ketenangan. Itulah sebabnya Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk selalu beristighfar. Dengan istighfar, hati dibersihkan, pikiran dijernihkan, dan jiwa diberi kekuatan untuk bangkit.

Nabi SAW bersabda, “Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesempitan, dan kelapangan dari setiap kesedihan, serta memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah).

Selain istighfar, doa perlindungan dari bisikan setan juga sangat penting. Pikiran negatif seringkali datang sebagai godaan, menumbuhkan rasa takut yang berlebihan atau prasangka buruk terhadap takdir. Salah satu doa yang bisa diamalkan adalah, “A’udzu billahi minasy-syaithanir-rajim” (Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).

Dengan doa ini, kita menyadari bahwa pikiran buruk tidak selalu berasal dari diri sendiri, melainkan bisa datang dari bisikan setan. Maka memohon perlindungan kepada Allah menjadi kunci agar hati tetap tenang dan pikiran kembali positif.

Baca Juga: Santripreneur dalam Kegiatan Pondok, Latihan Kepemimpinan Sejak Dini

3. Menguatkan Harapan dengan Doa dan Dzikir Asmaul Husna

Pikiran negatif sering muncul karena hilangnya harapan. Kita merasa masa depan suram, doa tak terkabul, dan hidup seolah jalan buntu. Padahal, Allah memperkenalkan diri-Nya dengan Asmaul Husna—nama-nama indah yang penuh harapan.

Ketika merasa takut, dzikirilah Al-Hafizh (Yang Maha Menjaga). Saat merasa lemah, sebutlah Al-Qawiyy (Yang Maha Kuat). Ketika rezeki terasa sempit, panjatkan doa kepada Ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi Rezeki). Menyebut nama-nama Allah bukan hanya ritual, tetapi terapi jiwa.

Allah berfirman, “Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu.” (QS. Al-A’raf: 180).

Berdoa dengan menyebut nama-nama Allah yang indah mengubah energi negatif menjadi optimisme. Ia menumbuhkan keyakinan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, karena kita sedang bersandar pada Dzat yang Maha Sempurna.

Baca Juga: Santripreneur Literasi: Berkarya Lewat Menulis tentang Palestina

Pikiran negatif adalah bagian dari ujian hidup. Namun Islam memberi kunci agar kita tidak tenggelam dalam pusaran kegelisahan: dzikir dan doa. Dengan tasbih, tahmid, dan takbir, kita belajar mensyukuri nikmat dan memandang masalah dengan kaca mata iman. Dengan istighfar dan doa perlindungan, kita membersihkan jiwa dari dosa serta melindungi diri dari bisikan setan. Dan dengan doa penuh harapan melalui Asmaul Husna, kita meneguhkan keyakinan bahwa Allah selalu ada bersama kita.

Setiap kali pikiran negatif datang, jangan biarkan ia bercokol lama. Hadirkan Allah dalam hati melalui dzikir dan doa. Karena sejatinya, hati yang dipenuhi dzikir akan melahirkan pikiran yang positif, jiwa yang tenang, dan langkah hidup yang penuh cahaya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Membangun Bisnis dengan Hati dan Strategi

Rekomendasi untuk Anda

Artikel
Tausiyah
Artikel
Khadijah
Tausiyah