BAGI kehidupan seorang mukmin, kemuliaan bukanlah sekadar tentang harta, jabatan, atau ketenaran. Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat berharga kepada sahabat Ali bin Abi Thalib RA tentang hakikat kemuliaan sejati.
Suatu hari, Ali RA bertanya kepada Nabi SAW:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا عَلَامَةُ كَرَمِ الْمُؤْمِنِ؟
“Wahai Rasulullah, apa saja tanda kemuliaan seorang mukmin?”
Baca Juga: Kaitan Gunung Muria di Kudus dan Moriah di Palestina
Beliau menjawab:
مِنْ كَرَمِ الْمُؤْمِنِ: زَوْجَةٌ صَالِحَةٌ، وَصَلَاةُ الْجَمَاعَةِ، وَجَارٌ يُحِبُّهُ
“Di antara kemuliaannya adalah memiliki istri yang baik (shalihah), rutin shalat berjamaah, dan tetangga yang mencintainya.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman, No. 10974).
Nasehat serupa juga ditulis Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya’roni dalam kitabnya Wasiatul Musthofa yang biasa dikaji di pesantren-pesantren.
Baca Juga: Sunan Kudus Mendirikan Masjidil Aqsa Menara Kudus
Nasihat ini singkat, namun sarat makna. Mari kita gali ketiga poin tersebut untuk memahami rahasia kemuliaan dalam perspektif Islam!
1. Istri Shalihah: Pondasi Keluarga yang Memberi Kedamaian
Nabi SAW menempatkan istri yang baik sebagai tanda pertama kemuliaan seorang mukmin.
Istri shalihah bukan hanya pandai mengurus rumah, tetapi juga menjadi mitra yang mendukung suami dalam ketaatan kepada Allah.
Baca Juga: Tantangan Parenting di Era Serba Digital
Rasulullah SAW bersabda:
الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri yang shalihah.” (HR. Muslim, No. 1467)
Istri ideal dalam Islam adalah yang menjaga hak suami, mendidik anak dengan nilai agama, dan menciptakan ketenangan di dalam rumah.
Baca Juga: Sunan Kudus Menantu Ulama Palestina
Dengan adanya istri shalihah, seorang suami bisa fokus beribadah, bekerja, dan berkontribusi untuk masyarakat tanpa terbebani masalah rumah tangga.
Penerapan dalam kehidupan adalah dengan memilih pasangan yang takwa dan berakhlak mulia. Kemudian bangun komunikasi yang baik dan saling mendukung dalam kebaikan.
2. Shalat Berjamaah: Menguatkan Tali Ukhuwah dan Iman
Shalat berjamaah tidak hanya bernilai 27 kali lipat dibanding shalat sendirian (HR. Bukhari-Muslim), tetapi juga simbol persatuan umat.
Baca Juga: Mengapa Zionis Ingin Duduki Gaza Sepenuhnya?
Nabi SAW menjadikannya sebagai tanda kemuliaan karena shalat berjamaah melatih disiplin, merendahkan ego, dan mempererat hubungan dengan sesama muslim.
Orang yang rutin shalat berjamaah di masjid akan dikenal sebagai pribadi yang konsisten dalam ibadah. Ini juga menjadi bukti bahwa ia tidak individualis, tetapi peduli dengan komunitas.
Penerapan dalam kehidupan sehari-hari, usahakan shalat lima waktu berjamaah di masjid khususnya pria. Manfaatkan momentum shalat berjamaah untuk silaturahmi dan membantu sesama.
3. Dicintai Tetangga: Cermin Akhlak Mulia
Baca Juga: Menjadi Orang Tua Cerdas di Tengah Arus Teknologi
Tetangga yang mencintai kita adalah bukti bahwa kita telah menjalankan hak-hak mereka dengan baik.
Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya berbuat baik kepada tetangga, bahkan sampai bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari, No. 6019)
Baca Juga: Ketika Setia Dianggap Kuno dan Selingkuh Dianggap Wajar
Mengapa ini tanda kemuliaan? Sebab, tetangga adalah “cermin” kehidupan sosial kita. Jika mereka mencintai kita, artinya kita telah sukses menjadi pribadi yang santun, dermawan, dan tidak menyakiti.
Tindakan yang dapat dilakukan dengan sering memberi hadiah atau bantuan kepada tetangga. Menjaga sikap yang baik, hindari gossip atau ghibah, kebisingan, atau sikap egois yang mengganggu.
Kemuliaan yang Menyeluruh
Nasihat Nabi SAW kepada Ali RA ini mengajarkan bahwa kemuliaan seorang mukmin harus mencakup tiga aspek:
Baca Juga: 80 Tahun Pengeboman Hiroshima, Jangan Terulang di Gaza
Personal: Memilih pasangan yang mendukung ketaatan.
Spiritual: Disiplin dalam ibadah berjamaah.
Sosial: Menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan.
Ketiga poin ini saling terkait. Istri shalihah akan mendorong suami untuk shalat berjamaah, dan shalat berjamaah akan mengingatkannya untuk berbuat baik kepada tetangga.
Baca Juga: Abolisi Tom dan Amnesti Hasto, Jalan Prabowo Menuju Rekonsiliasi
Dengan demikian, kemuliaan seorang mukmin bukanlah pencapaian instan, tetapi hasil dari komitmen menjaga keseimbangan hidup.
كُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا، وَتَذَكَّرُوا أَنَّ الْكَرَمَ عِنْدَ اللَّهِ بِالتَّقْوَى
“Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan ingatlah bahwa kemuliaan di sisi Allah adalah dengan ketakwaan.”
Jadilah mukmin yang mulia di mata Allah dan manusia – dimulai dari keluarga, masjid, dan lingkungan terdekat! Wallahu a’lam bish showaab. []
Baca Juga: Persatuan Faksi-Faksi Jalan Menuju Kemerdekaan Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)