Ramallah, MINA – Tiga puluh tahanan administratif Palestina di penjara pendudukan Israel tetap melakukan mogok makan pada hari ke-8 sebagai protes atas penahanan mereka yang tidak adil tanpa tuduhan atau pengadilan, Ahad, (2/10).
Masyarakat Tahanan Palestina (PPS), sebuah kelompok advokasi tahanan, mengatakan, jika Israel melaksanakan lebih banyak perintah penahanan administratif, lebih banyak tahanan diharapkan untuk bergabung dalam pemogokan, seperti dikutip dari WAFA.
Dua minggu lalu, tahanan administratif di penjara Israel mengirim pesan di mana mereka menegaskan, menghadapi penahanan administratif akan berlanjut dan praktik Layanan Penjara Israel “tidak lagi diatur oleh obsesi keamanan sebagai pendorong pendudukan yang sebenarnya, melainkan tindakan balas dendam karena masa lalu mereka.”
Israel telah meningkatkan kebijakan penahanan administratifnya terhadap warga Palestina karena jumlah tahanan administratif saat ini melebihi 760, termasuk anak di bawah umur, wanita dan orang tua. Menurut Komisi Urusan Narapidana, 80 persen dari tahanan administratif adalah mantan narapidana yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara, sebagian besar adalah penahanan administratif.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Kebijakan penahanan administratif Israel yang dikutuk secara luas memungkinkan penahanan warga Palestina tanpa tuduhan atau pengadilan untuk jangka waktu yang dapat diperbarui, berkisar antara tiga dan enam bulan berdasarkan bukti yang tidak diungkapkan.
Amnesty International, telah menggambarkan kebijakan penahanan administratif Israel sebagai “praktik yang kejam dan tidak adil. Dan hal itu, justeru membantu mempertahankan sistem apartheid Israel terhadap warga Palestina.”(T/RS3/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel