Oleh: Shobariyah Jamilah, Wartawati Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Hari Tanah atau Hari Bumi atau disebut juga dengan “Land Day” dalam bahasa arab disebut dengan Yaum al-Ardh (يوم الأرض), adalah hari di mana rakyat Palestina setiap tahunnya pada 30 Maret untuk memperingati peristiwa yang terjadi pada tahun 1976.
Saat itu, rakyat Palestina menanggapi pengumuman rencana otoritas pendudukan Israel mengambil alih ribuan hektar tanah untuk tujuan keamanan dan perluasan permukiman ilegal bagi komunitas Yahudi. Sebuah aksi mogok dan pawai massal pun diselenggaarakan di daerah-daerah Palestina, dari Galilea menuju Negev.
Dalam bentrokan yang terjadi dengan polisi Israel kala itu, enam warga Palestina tewas, ratusan luka-luka, dan ratusan dipenjara. Dalam tahun-tahun berikutnya, peristiwa tersebut dijadikan dalam memori Palestina sebagai Hari Tanah Palestina atau Hari Bumi Palestina.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Hari Tanah sebagai peristiwa penting dalam perjuangan atas tanah dan hubungan warga Arab untuk negara dan badan politik Israel. Hal ini penting karena untuk pertama kalinya sejak 1948 warga Arab di Israel mengadakan aksi terhadap Israel. Sebuah hari tahunan penting di Palestina sebagai kalender politik nasional sejak itu, yang kemudian diperingati tidak hanya oleh warga Arab Israel, tetapi juga oleh orang-orang Palestina di seluruh dunia.
Hari Tanah 1976 adalah tindakan pertama perlawanan massa oleh warga Palestina di Israel terhadap penjajahan Israel. Proses yang sistematis dari pengambilalihan telah mengurangi kepemilikan tanah warga Palestina dari sekitar 94 persen dari semua wilayah sebelum 1948 Palestina, sampai kurang dari tiga persen sekarang.
Setelah bertahun-tahun lepas dari perhatian negara-negara Arab, Hari Tanah menegaskan minoritas Palestina di Israel sebagai bagian tak terpisahkan dari bangsa Palestina dan Arab.
Tidak Bisa Diabaikan
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Keputusan Israel untuk menyita tanah itu disertai dengan deklarasi jam malam pada desa-desa Sakhnin, Arraba, Deir Hanna, Tur’an, Tamra, dan Kabul, efektif mulai 5 sore pada 29 Maret 1976. Pemimpin Arab lokal dari partai Rakah, seperti Tawfiq Ziad, yang juga menjabat sebagai walikota Nazaret, bereaksi dengan melakukan hari pemogokan umum dan protes terhadap penyitaan tanah yang akan diadakan pada tanggal 30 Maret.
Hari Tanah juga menjadikan orang-orang Arab di kancah politik Israel tidak bisa lagi diabaikan. Masyarakat sipil Arab di Israel mulai melakukan koordinasi satu sama lain lebih dan protes terhadap hal itu, dengan fokus pada tiga isu utama yaitu : kebijakan tanah dan perencanaan, kondisi sosial ekonomi, dan hak-hak nasional Palestina.
Untuk Palestina, Hari Tanah sejak itu menjadi hari peringatan dan penghargaan kepada mereka yang telah jatuh dalam perjuangan untuk mempertahankan tanah dan identitas mereka.
Seiring dengan itu, pada tahun 1988, mereka menyatakan bahwa Hari Tanah harus diperluas sebagai Hari Nasional Sipil Palestina, serta peringatan hari identifikasi Palestina dari Tepi Barat hingga Jalur Gaza, yang ditandai dengan demonstrasi tahunan dan pemogokan umum.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Tidak hanya melakukan solidaritas politik di antara warga Arab Israel, tetapi juga menuntut Arab kembali ke dunia Palestina lebih besar dan ke jantung nasionalisme Palestina.
Hari itu Hari Bumi atau Hari Tanah diperingati setiap tahun oleh warga Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza , Yerusalem Timur, dan lebih jauh di kamp-kamp pengungsi dan di antara diaspora Palestina di seluruh dunia.
Pada tahun 2007, Pusat Pers Otoritas Nasional Palestina menggambarkannya sebagai hari yang luar biasa dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina, sebab orang-orang Palestina pada hari itu mempertahankan tanah nenek moyang mereka, identitas mereka dan keberadaan mereka.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak pengamat telah mencatat bahwa penduduk Arab di Israel tampaknya kurang antusias terhadap aksi protes tersebut. Meskipun upaya penyelenggara untuk mempromosikan gencar dilakukan.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Lain dengan warga masyarakat di pengungsian seperti di Lifta, Hari Bumi adalah salah satu hari paling penting untuk aksi masyarakat. Mereka telah mengungsi dari desa mereka di lereng barat Yerusalem pada tahun 1948, saat banyak warga desa melarikan diri hanya beberapa kilometer di Jalur Hijau ke Yerusalem Timur.
Banyak dari pengungsi tersebut yang kemudian melarikan diri ketika Yerusalem Timur yang diduduki pada tahun 1967 dan kemudian dianeksasi oleh Israel pada tahun 1981.
Setiap tahun pada Hari Tanah Palestina, anggota masyarakat melakukan perjalanan ke desa asal mereka untuk membersihkan kuburan, berdoa bersama musim semi dan berjalan di antara kenangan lama.
Warga Palestina di Gaza menandai ulang tahun ke-39 tahun “Hari Tanah Palestina”, Senin (30/3) yaitu hari yang memperingati keteguhan Palestina dalam mempertahankan tanah dan keberadaan mereka.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Menurut laporan Press TV, warga Palestina memperingari Hari Tanah dengan memprotes dan menanam pohon zaitun di dekat zona penyangga timur dari Gaza dalam solidaritas dengan para petani Palestina.
Hari Tanah akan terus dikumandangkan oleh generasi Palestina setelah generasi mengingat tindakan rasis dan tidak manusiawi Israel terhadap mereka tidak dapat dibiarkan.
Aktivis mengatakan mereka bersikeras tentang menjaga perinmgatan Hari Tanah untuk tetap mengekspos kejahatan Israel terhadap warga Palestina di mata publik internasional.
Laporan World Bulletin menyebutkan, berbagai pawai dan kegiatan memperingati insiden yang direncanakan di wilayah Palestina pada Hari Tanah, termasuk di kota-kota Tepi Barat, Yerusalem Timur, Jalur Gaza dan wilayah di Israel di mana orang-orang Arab berada.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Di desa Israel utara Deir Hanna, panitia mengadakan festival utama, yang didahului oleh demonstrasi oleh aktivis, warga, kepala dewan lokal dan anggota Arab Knesset (parlemen Israel) .
Usama al-Uqaibi, kepala Gerakan Islam di Israel Selatan, menyerukan warga Palestina yang tinggal di Israel untuk berpartisipasi dalam perayaan Hari Tanah.
“Pesan kami kepada pembentukan Israel adalah bahwa kita tinggal di tanah suci ini meskipun semua rencana Israel untuk menggantikan kita,” kata al-Uqaibi. (T/P005/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel