Tel Aviv, MINA – Sekitar 40.000 warga Israel berdemonstrasi di Tel Aviv pada Selasa malam (18/3) untuk memprotes keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang melanjutkan perang di Jalur Gaza.
Puluhan ribu demonstran berkumpul di Habima Square di pusat kota Tel Aviv dan protes menyebar ke jalan-jalan di sekitarnya, seperti Rothschild dan Ben Zion membuat kemacetan lalu lintas parah.
Protes serupa terjadi di Yerusalem, Sha’ar Hanegev Rangers, Beersheba, Haifa, dan daerah lainnya. Demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang kelanjutan perang. Jaridah Al-Quds melaporkan.
Para pengunjuk rasa menuduh Netanyahu melancarkan perang berdasarkan perhitungan politik untuk memastikan ia tetap berkuasa. Pendemo juga menuntut kesepakatan untuk membebaskan semua sandera Israel.
Baca Juga: Pemimpin Perlawanan Palestina Merinci Proposal Gencatan Senjata Israel
Protes tersebut dihadiri oleh mantan pemimpin badan keamanan Israel, termasuk mantan Komisaris Polisi Roni Alsheich, mantan kepala Mossad Tamir Pardo, dan keluarga sandera.
Einav Tsengauker, ibu dari seorang sandera yang ditahan di Jalur Gaza, menyerukan kepada para demonstran untuk bergabung dengan protes keluarga tahanan di Begin Street, di seberang markas besar Kementerian Pertahanan.
“Netanyahu membuka gerbang neraka bagi para sandera, bukan bagi Hamas. Mereka hanya dapat diselamatkan melalui satu kesepakatan komprehensif. Perang tidak akan membawa mereka kembali, perang akan membunuh mereka,” katanya.
Ia menyerukan penentangan dan menambahkan, “Jika puluhan ribu warga Israel mendirikan tenda di sekitar markas besar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Netanyahu tidak punya pilihan selain mengakhiri perang dan memulangkan para sandera.” []
Baca Juga: MSF: Israel Lakukan Pembersihan Etnis terhadap Semua Aspek Kehidupan di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)