Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

40 Persen PDRB Aceh dari Pertanian

Admin - Rabu, 26 Juni 2019 - 14:18 WIB

Rabu, 26 Juni 2019 - 14:18 WIB

3 Views ㅤ

Banda Aceh, MINA – Helvizar Ibrahim Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh menyebutkan, sebanyak 40 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh disumbangkan oleh sektor pertanian.

Pertanian menjadi sektor penting bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Helvizar dalam acara wisuda 161 siswa angkatan ke 50 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pembangunan Pertanian (PP), Negri Saree di Kecamatan Lemvah Seulawah, Aceh Besar, Rabu (26/6).

Helvizar menambahkan, dengan  ilmu yang telah didapat oleh para lulusan sekolah tersebut, para siswa  harus mampu untuk selalu berinovasi dan mengembangkan sektor pertanian di Aceh.

Para siswa tersebut, kata Plt Sekda, tidak lagi punya alasan untuk takut menjadi petani. Menurutnya, proses pengelolaan pertanian saat ini tidak lagi sama dengan jaman dulu. Kini, produktivitas pertanian dapat dilakukan dengan mudah melalui teknologi mekanisasi pertanian.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Selain itu, i meminta kepada alumni SMK PP agar mampu mengolah hasil pertanian menjadi produksi yang dapat diperjual belikan. Ia

juga mengimbau agar semua pihak mengkonsumsi produk lokal di Aceh dan tidak menjadi konsumen dari produksi luar daerah maupun luar negeri. “Kita tidak akan maju jika hanya menjadi konsumen produksi orang. Apa yang kita hasilkan mari kita nikmati sendiri,” kata Helvizar.

Oleh sebab itu, ia juga meminta semua stakeholder ikut mendukung langkah pemerintah Aceh perihal produk lokal. Sebelumnya, Pemerintah Aceh telah memerintahkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) supaya membelanjakan produksi lokal untuk kebutuhan setiap instansinya.

“Cintai saja produksi kita. Jika kita belanjakan produksi kita, maka geliat ekonomi akan bangkit,” kata Plt Sekda.

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

Helvizar mencontohkan, kelapa sawit dapat dijadikan 42 jenis barang produksi. Namun ia menyayangkan, petani Aceh hanya mampu menghasilkan CPO saja dari buah kelapa sawit yang dipanen.

“Yang ingin saya sampaikan, nilai tambah dari kelapa sawit bukan dari TBS  Tandan Buah Segar) maupun CPO. Tapi ketika  dia menjadi lipstik, sabun, itulah nilai tambahnya,” tutur Helvizar.

Untuk itu  Alumni SMK PP  Negeri Saree harus mampu mengembangkan produksi hasil pertanian. Apalagi, sambung dia, saat ini anak muda dapat berwirausaha di sektor pertanian dengan menggunakan teknologi mekanisasi tanpa perlu repot lagi menggunakan cangkul seperti dulu.

Selain itu, Plt Sekda juga meminta kepada lulusan sekolah kejuruan tersebut agar mengedepankan soft skill. Soft skill tersebut, kata dia, adalah kejujuran, ketaatan, mau berusaha dan bekerja keras. Menurut dia, hal tersebut merupakan nilai yang dibutuhkan dunia kerja serta menjadikan seseorang sukses.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementrian Pertanian, Idha Widi Arsanti, mengatakan pembangunan kualitas sumberdaya manusia merupakan program unggulan presiden RI di periode kedua ini.

Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk membangun kualitas tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas  pendidikan vokasi. Politeknik, kata dia, merupakan bagian dari pendidikan vokasi. Oleh karenanya pemerintah juga akan meningkatkan kualitas pendidikan tersebut.

Di Aceh, sambung Idha, telah diwacanakan untuk pendirian kembali Politeknik Pertanian. Untuk itu, ia meminta kepada pihak pemerintah daerah agar memberikan dukungan penuh. Ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Aceh yang telah membesarkan SMK PP Negeri Saree.

Idha mengatakan, SMK PP Negeri Saree merupakan wadah yang sangat berharga, sebab sekolah tersebut merupakan tempat dicetaknya generasi pembangunan pertanian di Aceh. “Kita tahu Aceh berpotensi di sektor pertanian seperti kopi, nilam dan perternakan tentunya,” ujar dia.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Lulusan SMK PP Saree, ujar Idha, harus menjadi lulusan siap untuk berwirausaha. Untuk itu ia meminta kepada pihak sekolah agar tak hanya memberikan pola pendidikan ke arah pertanian saja, namun juga memberikan materi terkait enterpreneurship.

“Kementrian Pertanian siap mendukung para lulusan kita menjadi wirausaha bidang pertanian. Uji kompetensi dan sertifikasi sudah dilakukan, nanti para alumni akan memiliki kompetensi atau memiliki branding bagi dirinya sendiri. Nah, itu yang kita dorong, jadi mereka dapat mempromosikan diri sendiri,” kata Idha.

Selain itu, Kementrian Pertanian juga telah mengeluarkan program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP). Tujuannya adalah untuk mendorong generasi muda, mahasiswa, dan lulusan sekolah kejuruan untuk menjadi pengusaha muda yang bergerak di sektor pertanian.

“Petani muda sekarang adalah petani melenial, jadi para wisudawan tidak perlu takut, tidak perlu khawatir. Tadi sudah dijejerkan traktor, jadi kita tidak lagi bergulat dengan cangkul maupun lumpur. Semua telah disiapkan dengan mekanisasi,” ujar Idha.

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Kemudian, Idha menuturkan momen wisuda bukan hanya momen pelepasan. Namun lebih dari pada itu,  wisuda harus menjadi momentum untuk berkiprah langsung di dunia pertanian.

Idha berharap lulusan ke 50 SMK PP tersebut,  dapat selalu kreatif dan berinovasi. Dengan demikian, mereka tidak akan menjadi pengangguran. “Saya lihat adek-adek ini berasal dari seluruh wilayah di Aceh. Tentu saja kita berharap kembali ke daerah masing-masing dan bangun pertanian daerah. Tujuannya adalah menjadikan indonesia sebagai negara lumbung pertanian terbesar.

Kepala Sekolah SMK PP Negeri Saree , Muhammad Amin, mengatakan sekolah yang ia pimpin pada tahun 2019 ini mengwisudakan 161 orang  yang telah melalui evaluasi ujian berbasis komputer.

Selain mendapatkan ijazah dari Dinas Pendidikan Aceh, ada 43 orang dari lulusan tersebut  berhasil lulus kompetensi nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pertanian.

Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis

Saat ini, kata Muhammad, beberapa perusahaan telah melakukan kerja sama dengan pihaknya untuk menyeleksi alumni sekolah tersebut. Nantinya mereka yang lulus akan bekerja memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan. Selain untuk bekerja, para lulusan tersebut juga akan mengikuti program pemagangan di beberapa perusahaan yang telah bekerjasama.

SMK PP Negeri Saree memiliki enam jurusan diantaranya agribisnis tanaman pangan dan hortikultura, agribisnis perkebunan, pemuliaan dan pembenihan tanaman, peternakan dan agribisnis pengolahan hasil pertanian. (L/AP/P1 )

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia