Sanaa, MINA – Lebih dari 40 kelompok kemanusiaan pada Kamis (29/9) menyerukan perpanjangan gencatan senjata di Yaman yang dilanda perang. Mereka menyebutnya sebagai “momen kritis” bagi negara itu.
Dikutip dari Nahar Net, menjelang tanggal berakhirnya gencatan senjata saat ini pada hari Ahad (2/10), 44 lembaga bantuan mengeluarkan pernyataan bersama untuk “mengingatkan semua pihak dalam konflik, bahwa masa depan rakyat Yaman ada di tangan mereka.”
Perang Yaman antara pemberontak Houthi yang didukung Iran dan koalisi pimpinan Arab Saudi telah menewaskan ratusan ribu orang dan menciptakan apa yang PBB sebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
“Sekarang adalah saat yang kritis bagi rakyat Yaman,” kata kelompok-kelompok itu, yang meliputi di antaranya Oxfam, Save the Children dan Dewan Pengungsi Norwegia.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
“Sementara keuntungan penting telah dibuat, lebih banyak waktu diperlukan untuk memastikan bahwa Yaman dapat mulai membangun kembali dan memulihkan kehidupan mereka,” tambah mereka.
Gencatan senjata yang ditengahi PBB, yang mulai berlaku pada April dan telah dua kali diperbarui, telah mengurangi korban hingga 60 persen dan naiknya empat kali lipat impor bahan bakar ke pelabuhan Hodeida yang dikuasai pemberontak, kata badan-badan itu.
Penerbangan komersial yang diperbarui dari ibu kota Sanaa, yang direbut oleh Houthi pada tahun 2014, telah memungkinkan 21.000 warga Yaman untuk mengakses perawatan medis dan mengejar peluang studi dan bisnis di luar negeri, atau bersatu kembali dengan kerabat, tambah mereka.
“Perpanjangan gencatan senjata yang lebih lama akan menjadi langkah pertama dalam membangun lebih lanjut keuntungan selama enam bulan terakhir dan menciptakan stabilitas yang diperlukan untuk melakukan bantuan jangka panjang,” kata kelompok bantuan itu.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
“Jika konflik dimulai kembali sekarang, itu tidak hanya berisiko menghancurkan keuntungan yang telah diperoleh, tetapi juga mengancam perkembangan Yaman di masa depan,” tambahnya.
Sekitar 23,4 juta dari 30 juta penduduk Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan, kata kelompok itu. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi